Mohon tunggu...
Healthy

Terapi Hemofilia, Sia-siakah?

25 November 2017   11:36 Diperbarui: 25 November 2017   12:13 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Secara umum, penanganan hemofilia dengan replacement therapy dibagi menjadi dua macam. Ada penanganan yang berfungsi untuk mencegah timbulnya pendarahan atau penanganan profilaksis. Ada pula penanganan yang dilakukan saat pendarahan sedang terjadi atau disebut dengan penanganan on demand.

Untuk mencegah pembekuan darah, pasien akan disuntikkan faktor pembeku darah. Suntikan yang diberikan untuk hemofilia A dan B berbeda. Penderita hemofilia A akan deberikan suntikan octocog alfa yang berfungsi untuk mengontrol faktor pembekuan darah VIII. Pemberian suntikan dilakukan setiap 48 jam atau dua hari sekali. Pada hemofilia tipe B yang kekurangan faktor pembekuan IX, diberikan suntikan nonacog alfa. Lebih jarang dari suntikan yang dialami penderita hemofilia A, suntikan ini dilakukan setiap 2 minggu sekali. Suntikkan obat -- obatan ini berlangsung secara rutin seumur hidup. Perkembangan kondisi pasien dipantau melalui jadwal pemeriksaan dan penanganan secara rutin.

Pada penanganan on demand, obat yang disuntikkan pada dasarnya hampir sama dengan obat yang digunakan pada pencegahan. Pada pasien Hemofilia tipe A, akan diberikan suntikkan octocog alfa atau desmepressin. Pada pasien Hemofilia tipe B, akan diberikan  suntikkan nonacog alfa.

Sayangnya penanganan model ini menimbulkan permasalahan lain. Terkadang faktor berhenti bekerja. Hal ini dikarenakan karena tubuh membentuk antibodi terhadap faktor tersebut. Tubuh memiliki sistem imun untuk melawan bakteri dan virus. Ketika faktor pengganti masuk ke tubuh, tubuh akan melihatnya sebagai benda asing atau bakteri sehingga respon tubuh adalah menyerangnya. Inilah yang menyebabkan faktor berhenti bekerja.

Inhibitor bukanlah suatu kondisi bawaan. Inhibitor hanya bisa muncul setelah menggunakan faktor pengganti. Kebanyakan inhibitor timbul selama 9 -- 50 kali suntikkan pertama dan lebih spesifiknya 9 -- 20 kali suntikkan pertama. Inhibitor bisa muncul setelah pengobatan bertahun -- tahun, tetapi kasus tersebut jarang terjadi.

Tes yang digunakan untuk mengukur inhibitor disebut Bethesda Assay. Jumlahya diyantakan dalam satuan Bethesda Unit (BU). Inhibitor yang kuat akan menghasilkan titer yang tinggi. Pada beberapa kasus inhibitor dengan titer yang tinggi akan lebih sulit untuk diatasi. Pada titer 1 BU, 50 % faktor yang bekerja. Pada titer 2 BU 25 % faktor yang bekerja, pada titer 3 BU 12,5% faktor yang bekerja. Pada titer 4 BU 6% faktor yang bekerja. Pada 5 BU 3% faktor yang bekerja dan pada 10 BU tidak ada faktor yang bekerja. Penderita yang mendapatkan penanganan ini harus melaksanakan pemeriksaan kadar inhibitor (penghambat).

Seperti yang dijelaskan diatas, ketika titer mencapai 5 BU, hampir semua faktor tidak bekerja. Inhibitor membuat pendarahan sukar berhenti. Inhibitor menghambat kerja faktor pengganti. Orang dengan inhibitir titer tinggi harus menggunakan bypassing agents. Bypassing agents membuat pembekuan bisa terjadi tanma FVIII atau IX. Inhibitor bekerja untuk memotong jalur dimana FVIII dan FIX dibutuhkan. Ini membuat darah membeku.

Ternyata masih ada cara untuk menghilangkan inhibitor.Salah satu caranya adalah dengan melakukan terapi induksi toleransi imun (ITI atau ITT). Sayangnya tidak pada semua kasus berhasil. ITI membuat tubuh terbiasa dengan lingkungan sekitarnya.

ITI adalah pengobatan yang kompleks. Banyak yang harus dilakukan dan mebutuhkan komitmen dari keluarga dan jangka waktu yang panjang. Penderita harusbekerjasama dengan rumah sakit dalam mengatur rencana pengobatan.

Pengobatan yang lain yang mungkin dilakukan untuk menghilangkan inhibitor adalah dengan plasmapheresis yaitu pemisahan sel -- sel darah dari plasmanya. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan menggunakan penekan sistem imun.

 Selain dengan pengobatan dengan pemberian faktor pebeku darah, ITI dan terapi yang lain, dapat juga dibarengi dengan tidakan -- tindakan preventif dari luar. Misalnya mencegah terjadinya luka, benturan dan lain sebagainya. Harus pula dibarengi dengan terapi R.I.C.E yaitu Rest (Istirahatkan daerah pendarahan minimal 24 jam), Ice (Mengompres daerah pendarahan), Cool (Tekan bagian luka dengan perban) dan Elevate (Tinggika daerah pendarahan sampai lebih tinggi dari jantung).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun