Mohon tunggu...
Marvel yb
Marvel yb Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Intip pikiran-pikiran random saya melalui blog ini:D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Abad Ke-3 dan Pahlawan yang Menyelamatkan Roma

14 Juni 2022   19:00 Diperbarui: 16 Juni 2022   07:21 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peta Palmyra
Peta Palmyra

Pada tahun 272, Aurelian menugaskan perwira kepercayaannya dan kaisar masa depan Roma, Probus, untuk menginvasi Mesir melalui lautan. Invasi ini menemukan keberhasilan dan Mesir yang merupakan wilayah produsen padi terbesar di mediterania, dapat diintegrasikan kembali ke dalam kekaisaran. Ketika invasi Mesir berlangsung, Aurelian bersama pasukannya bergerak melalui Asia Minor (Turki). Aurelian tidak ingin dikenal sebagai penakluk sadis yang membantai setiap daerah yang diserangnya. Aurelian ingin menjadi pembebas atau liberator dari wilayah — wilayah yang dulunya bagian dari Roma. Pendekatan ini membuahkan hasil yang sangat manis, semua kota di Palmyra menyerahkan diri secara sukarela dan hanya kota Tyana yang memberikan perlawanan. Sikap tidak kompromi dari kota Tyana sempat membuat Aurelian murka sehingga Ia menginstruksikan pasukannya untuk tidak membiarkan satupun nyawa tersisa, termasuk anjing. Namun pengepungan yang singkat dan mudah mampu melunakkan hati Aurelian hingga akhirnya Ia berbesar hati mengampuni Tyana. Perubahan mendadak ini sempat memancing kemarahan pasukan Aurelian yang sudah antusias menjarah kota Tyana. Menangani permasalahan ini, Aurelian memelintirkan instruksinya menjadi tidak membiarkan satupun nyawa anjing selamat. Berkat kecerdikan dan karisma Aurelian, pasukannya hanya tertawa sekaligus menyingkirkan niatan untuk membangkang. Pengampunan Aurelian atas Tyana menjadi pemantik yang membuat sisa wilayah di Anatolia (Turki) menyerah kepada Aurelian. Kini hanya tersisa kota Palmyra dan pasukan profesional Zenobia yang berdiri melawan Aurelian

Ratu Zenobia memandang Tadmur untuk yang terakhir kalinya. Karya Herbert Gustave Schmalz

Pendekatan damai ini diikuti oleh pertempuran yang tidak dapat dihindarkan dengan pasukan Zenobia. Aurelian yang memiliki kejeniusan militer terhebat di zamannya, dengan mudah mengalahkan Zenobia di pertempuran Immae dan Emesa. Dalam kurun waktu 6 bulan, Aurelian berhasil mencapai gerbang Palmyra yang tak lama setelah itu menyerah secara sukarela berkat strategi pengampunan dan kemurahan hati Aurelian. Zenobia dan anaknya Vaballathus mencoba melarikan diri dari Palmyra ke kekaisaran Sassanid Persia, namun gagal dan ditangkap oleh patroli yang berjaga. Zenobia lalu dipermalukan dan dijadikan sebagai contoh bagi semua yang berani menentang Roma. Aurelian memparadekan Zenobia di kota-kota yang Ia lewati dalam perjalanan pulangnya ke Roma. Kampanye militer atas Zenobia berbuah kesuksesan dan Palmyra jatuh hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal ini membuktikan kompetensi Aurelian yang sangat besar, baik di bidang militer dan diplomasi. Namun tugas Aurelian belum usai, sebab masih ada Gaius Tetricus dan kekaisaran Roma Gallia yang berdiri menantang kehebatan Aurelian.

Koin kekaisaran Roma Gallia dengan Wajah Tetricus I
Koin kekaisaran Roma Gallia dengan Wajah Tetricus I

Kampanye militer Aurelian ke Gallia dimulai pada tahun 274. Roma Gallia pada masa itu tengah dilanda oleh permasalahan eksternal (serangan suku Jermanik) dan internal (konspirasi kudeta) yang melemahkan kekuatannya. Mengetahui bahwa pasukan Aurelian sedang dalam perjalanan dan sudah tidak ada harapan untuk meraih kemenangan, Tetricus akhirnya menelantarkan pasukannya dan beralih ke pihak Aurelian di pertempuran Chalons. Tanpa adanya komandan, pasukan Aurelian dengan cepat mengalahkan pasukan Gallia Roma di pertempuran Chalons. Kekalahan telak ini memaksa Tetricus untuk menyerahkan kekuasaannya di Gallia kepada Aurelian, bersamaan dengan dibubarkannya kekaisaran Roma Gallia. Dengan kapitulasi Tetricus, Aurelian telah mempersatukan kembali kekaisaran Roma dalam waktu kurang dari 4 tahun, pencapaian yang tidak bisa dibanggakan puluhan kaisar sebelum dan sesudah Aurelian . Kemenangan ini dirayakan Aurelian dan Roma dengan pengadaan Triumph (parade kemenangan sakral) yang mengukir nama Aurelian di tengah nama-nama hebat lainnya sepanjang sejarah Roma. Bagi petinggi Roma, pengadaan triumph merupakan salah satu kehormatan terbesar dan merupakan simbol atas jasa besarnya terhadap kekaisaran Roma. Atas pencapaiannya dalam mengintegrasikan kembali wilayah-wilayah kekaisaran, senat menyematkan julukan RESTITUTOR ORBIS atau pemulih dunia kepada Aurelian.

Ilustrasi Aurelian dalam Game Total War : Rome 2
Ilustrasi Aurelian dalam Game Total War : Rome 2

Setelah mengkonsolidasikan kekuasaan eksternal Roma, langkah selanjutnya bagi Aurelian ialah untuk mengadministrasikan urusan domestik Roma. Berbekal harta rampasan dari kampanye militernya di Palmyra dan Gallia, Aurelian melahirkan banyak kebijakan domestik yang mampu memperbaiki berbagai permasalahan Roma. Salah satunya ialah kebijakan pangan Aurelian, dimana ia membagikan pangan gratis kepada masyarakat untuk menjaga stabilitas kekaisaran. Pangan yang diberikan Aurelian berupa roti, daging, dan terkadang anggur atau wine yang diimpor dari wilayah-wilayah taklukannya. Hal ini unik karena pemimpin-pemimpin Roma sebelum Aurelian sebagian besar hanya memberikan gandum kepada masyarakat. Aksi dermawan Aurelian ini diterima dengan sangat baik oleh rakyat Roma dan dengan demikian menjamin kepatuhan mereka.  Selain pangan, Aurelian juga menciptakan banyak kebijakan ekonomi yang memperbaiki inflasi dan meningkatkan efektivitas penyaluran dana untuk tentara di lini depan. Hal ini dilakukannya dengan meningkatkan persentase perak yang terdapat dalam koin Romawi yang sebelumnya berada di angka 1,5% menjadi 5%. Selain itu Aurelian juga mendesentralisasikan produksi koin untuk mempermudah distribusinya ke wilayah-wilayah kekaisaran. Terakhir, Aurelian mengenalkan seorang dewa baru kepada masyarakat Roma yang bernama Sol Invictus (Matahari yang tak terkalahkan). Dewa ini identik dengan Aurelian yang juga mengganti sebutan untuk dirinya menjadi Dominus et Deus atau tuan dan dewa, dengan demikian melegitimasikan dirinya sebagai dewa. Aksi ini dipandang sebagai upaya Aurelian untuk merestorasi keagungan dan kemutlakan pemerintahan Roma yang beberapa tahun ke belakang sudah tercoreng akibat ketidakstabilan internal. Akibat kebijakan-kebijakan reformatif tersebut, Roma digadang-gadang akan menginjak kembali masa keemasan.

Dibalik keagungan dan kemegahan Aurelian, ada sisi lain dari dirinya yang jarang dikulik oleh budaya populer. Menurut Edward Gibbon, Aurelian merupakan sosok pemimpin yang brutal dan tidak kenal ampun. Aurelian tidak segan untuk menggunakan metode-metode represif dalam memerintah. Hal ini disebut Gibbon sebagai akibat dari latar belakang militernya yang seakan-akan merenggut hati nurani Aurelian. Ia menjadi keras seperti batu layaknya seorang tentara dan Ia pun mempraktekkan disiplin militernya kepada kehidupan bermasyarakat. Hal ini menjadikan Aurelian sasaran kebencian dari berbagai kalangan rakyat Roma dan pada akhirnya menjadi alasan utama kematiannya di tahun 275. 

Dikala itu, Aurelian tengah mempersiapkan kampanye militer ke daerah seberang timur Roma, yakni ke daerah kekaisaran Sassanid. Untuk melancarkan serangan, Aurelian dan pasukannya berangkat dari Roma menuju kota Cephalonia untuk berkemah dan bersiap. seorang sekretaris Aurelian yang bernama Eros, melakukan kesalahan fatal dalam melaksanakan pekerjaannya. Dilanda perasaan takut, Eros memutuskan untuk mengelabui perwira-perwira Aurelian dengan menuduh mereka berkhianat dan akan dieksekusi oleh Aurelian. Takut akan nyawa mereka, perwira-perwira ini memutuskan untuk membunuh Aurelian di kemah perang ketika pengawal pribadi sang kaisar sudah dibubarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun