[caption caption="Kuliner Jengkol"][/caption]Rumah makan dan Cafe dengan suasana mewah nan elegan serta menu yang kekinian sepertinya sudah bukan hal yang aneh di jaman sekarang. Sudah terlalu banyak yang seperti itu.
Tetapi yang membuat saya salut adalah, adanya para pengusaha kuliner yang berani tampil beda dengan menampilkan menu-menu kuliner tradisional khas Indonesia, yang salah satunya adalah JENGKOL.
Jengkol yang dijauhi oleh sebagian umat manusia karena efek bau mulut serta bau tak sedap pada saat buang air besar/kecil, belum lagi menimbulkan resiko sakit jengkolan jika dimakan berlebihan karena mengandung asam jengkolat, ternyata bisa diusung sebagai menu utama di rumah-rumah makan di beberapa kota besar di Indonesia.
Sebut saja Republik Jengkol yang berada di Ibu Kota Jakarta, tepatnya di Jl. Kerja Bakti No.15, Kramatjati, Jakarta Timur yang berdiri sejak tahun 2013 dengan berbagai menu olahan Jengkol reguler hingga yang lain daripada yang lain seperti tongseng jengkol dan mie ayam jengkol. Bisa dibilang Republik Jengkol ini termasuk pionir untuk rumah makan yang mengusung tema jengkol di era tahun 2000-an.
[caption caption="Republik Jengkol - Sumber Gambar: kabarinews.com"]
[caption caption="Rojo Jengkol's - Sumber gambar: travel.kompas.com"]
Rumah makan yang memplesetkan kata Cafe Resto menjadi Kapeh Restoh ini memiliki nama-nama menu yang lucu yang dibuat sesuai ucapan logat Sunda seperti Semur Jengkol Pantastik, Rendang Jengkol Amajing, serta menu non jengkol seperti Sop Iga Sapih, Nasi Ayam Sambel Terasih, Nasi Goreng Si Pud, Nasi Ayam Sambel Ijoh, Kopi Susuh, Udang Tempurah, Tahu Tempeh, dll.
[caption caption="D'Jengkol Kapeh Restoh - Sumber gambar: milik sendiri"]
Tentunya ini adalah kabar gembira tersendiri bagi para penikmat jengkol, karena di tiga kota besar di pulau Jawa tersebut mereka tidak akan kekurangan jengkol, dan mereka bisa mampir kapan saja ketika sedang berada di sana.
Anda penyuka jengkol? Jangan lewatkan wisata kuliner anti mainstream ini. Mungkin bukan menu yang bergengsi dan terkesan tidak elegan, tapi penggemar jengkol itu sebenarnya cukup banyak. Cuma mungkin pada malu-malu untuk mengakuinya hehehe.
Nah, jika Anda sama-sama penggemar jengkol seperti saya, maka meski makanan ini banyak yang membenci dan menghina karena baunya, maka Anda pasti tak akan ambil pusing, karena jengkol akan tetap ada di hati para penggemarnya meski dia berbau atau tidak.