Pernahkah anda tersenyum saat merasa bahagia namun tidak tersenyum jika kita sedang dalam kondisi emosi yang buruk, kebanyakan orang pasti akan mmengatakan jika alasan kita tersenyum karena kita bahagia, Faktanya menjelang akhir tahun 1880-an, seorang psikolog bernama James, berpendapat jika hubungan antara emosi dan tindakan seperti sebuah stimulus yang dapat menyebabkan kita merasakan emosi tertentu.
Kebanyakan dari kita mengira jika emosilah yang mempengaruhi tindakan kita, namun dalam pendekatan 'Teori Seolah-Olah' dijelaskan jika sebenarnya tindakanlah yang mempengaruhi semua emosi yang kita rasakan, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh seorang filsuf bernama William James dibuku yang dibuat oleh Richard Wiseman.
Ada beberapa cara yang dapat kita coba untuk menerapkan teori ini :
1. Duduklah di depan cermin
      Duduklah di depan cermin dan lihatlah diri anda sendiri dengan cermat, bayangkan jika anda memiliki sebuah kendali atas emosi anda sendiri. Hal ini akan membantu anda dalam melihat ekspresi awal yang akan anda lihat.
2. Buatlah ekspresi netral di wajah anda
      Kendurkan otot-otot di dahi dan pipi, dan biarkan mulut anda turun sedikit terbuka, santai dan berpikir seolah olah anda adalah sebuah kanvas kosong yang siap untuk diwarnai. Jangan biarkan pikiran -- pikiran buruk masuk ke dalam pikiran anda.
3. Berikan senyum terbaik dan berpikirah seolah olah kita bahagia
      Buatlah senyum anda selebar mungkin dan jika anda kesulitan melakukan ini pikirkanlah hal hal yang membuat anda bahagia sembari menahan senyum anda selama 20 detik.
4. Kendurkan senyum di wajah anda dan bersikap netral kembali
      Hilangkan ekspresi senyum dari wajah anda setelah 20 detik berlalu lalu rasakan perasaan baru anda, senyum yang anda buat bertujuan untuk menstimulasin pikiran anda sehingga anda merasa lebih baik dan bahagia.