Apakah teman-teman pernah mendengar istilah culture jamming? Culture jamming kerap kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari sehingga sangat dekat dengan kehidupan kita. Akan tetapi, mungkin teman-teman tidak menyadari keberadaan culture jamming ini.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai culture jamming, kita perlu memahami dulu konsep modernisme dan postmodernisme. Modernisme  yang  berkembang ditandai  oleh  adanya  rasionalisme,  materialisme,  dan kapitalisme yang didukung dengan perkembangan teknologi serta sains menimbulkan disorientasi moral keagamaan dengan runtuhnya martabat manusia (Kalean dalam Setiawan & Sudrajat, 2018). Oleh karena itu, muncul teori postmodernisme sebagai bentuk kritik atas modernisme. Budaya postmodern ditandai dengan kabur dan runtuhnya batas-batas tradisional antara budaya dan seni, budaya tinggi dan rendah, perdagangan dan seni, budaya dan perdagangan (Barker & Jane, 2016, h. 236).Â
Jadi, apa itu culture jamming?
Culture jamming merupakan salah satu bentuk pemikiran postmodernisme terkait dengan politik representasi yang muncul antara tahun 1980-1990.Â
Culture jamming adalah praktik menumbangkan pesan media massa, khususnya iklan, melalui sindiran artistik (Barker & Jane, 2016, h.241). Culture jams seek to resist consumerism by refiguring logos, fashion statements and product images in order to raise concern about consumption, environmental damage and inequitable social practices. Â
Culture jamming berusaha melawan konsumerisme dengan menggambarkan ulang sebuah logo, pernyataan. atau gambar produk. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekhawatiran di masyarakat mengenai konsumsi, kerusakan lingkungan, dan praktik sosial yang tidak adil. Pelaku culture jamming disebut sebagai jammer. Jammers mencoba menumbangkan semiotika media dengan mengubah pesan menjadi anti-pesannya sendiri (Barker & Jane, 2016, h.241).Â
Bagaimana contoh dari culture jamming?
Kalian pasti tidak asing lagi dengan maskapai penerbangan PT Lion Mentari Airlines atau yang lebih kita kenal dengan Lion Air. Kata apa yang muncul di benak anda ketika mendengarkan Lion Air?Â
Maskapai dengan harga yang cukup terjangkau? Atau mungkin yang muncul adalah kata 'delay' atau keterlambatan jadwal penerbangan. Lion Air adalah salah satu maskapai yang seringkali mengalami delay yang dialami oleh penumpang Lion Air kerap kali hingga berjam-jam, hal ini tentu saja sangat mengganggu.Â
Misalnya jadwal penerbangan kita pukul 16.00 WIB, akan tetapi karena delay kita baru bisa berangkat pukul 18.00 WIB. Hal ini tentu saja sangat menyebalkan bukan?Â
Seharusnya pukul 18.00 WIB kita sudah tiba di kota tujuan dan sedang dalam perjalanan ke tempat tinggal atau hotel untuk beristirahat. Akan tetapi, karena delay kita harus menunggu lebih lama di bandara.Â
Pada logo Lion Air terdapat slogan we make people fly, yang berarti Lion Air membawa setiap orang untuk terbang. Lion Air yang menggunakan sistem low cost carrier (LCC) memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk terbang dengan harga tiket pesawat yang terjangkau.Â
Lion Air menjadi maskapai penerbangan LCC yang sangat digemari di Indonesia karena harganya yang murah.Â
Akan tetapi, banyak penumpang yang kecewa karena Lion Air seringkali mengalami delay. Sehingga muncul sebuah logo baru yang merupakan bentuk sarkasme karena Lion Air sering delay.Â
Pada logo ini, tulisan Lion Air diubah menjadi Lie-On Air. Slogan Lion Air yang pada mulanya adalah we make people fly diubah menjadi we make people disappointed. Lie-on Air yang berarti Lion Air yang berbohong, karena dijadwalkan pada jam berapa dan baru terbang pada jam berapa. Delay ini tentu saja mengecewakan para penumpangnya oleh karena itu muncul slogan we make people disappointed.Â
Salah satu kasus delay Lion Air yang paling parah terjadi pada rute penerbangan tujuan Jakarta dari Yogyakarta dengan waktu keterlambatan hampir 10 jam pada tahun 2017.Â
Dilansir dari Kumparan (2017) seharusnya pesawat tersebut terbang pada pukul 21.15 WIB. Akan tetapi, pada pukul 22.00 WIB, petugas menyampaikan penerbangan menuju Jakarta diundur hingga pukul 23.50 WIB. Hingga akhirnya para penumpang diberikan kabar bahwa pesawat akan terbang pukul 05.20 WIB.Â
Ada juga gambar yang menunjukkan slogan we make people wait yang berarti maskapai Lion Air membuat orang harus menunggu karena keterlambatan penerbangannya.Â
Sarkasme-sarkasme yang dilontarkan berasal dari kekecewaan para penumpang pesawat Lion Air. Harapannya setelah muncul sindiran seperti ini, Lion Air lebih memperhatikan jadwal terbangnya agar tidak delay terus.
Apakah teman-teman sudah mulai memahami apa itu culture jamming? Semoga artikel ini dapat membantu teman-teman untuk lebih memahami apa itu culture jamming ya. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya teman-teman!
Daftar Pustaka:
Barker, C. & Jane, E. A. (2016). Cultural studies: theory and practice (5th ed.). London: SAGE Publications.Â
Kumparan. (4 Desember 2017). Lion Air Delay 10 Jam, Penumpang Mengamuk di Bandara Adisutjipto Yogya. Kumparan.com. Diakses dari https://kumparan.com/kumparannews/lion-air-delay-10-jam-penumpang-mengamuk-di-bandara-adisutjipto-jogja/full.
Logo dengan Sarkasme 1 [Gambar]. (20 Februari 2015). Diakses pada 26 Maret 2021 dari https://anekainfounik.wordpress.com/2015/02/20/beredar-meme-di-sosial-media-soal-delay-parah-penerbangan-lion-air/lie-on-air-we-make-people-disappointed/.
Logo dengan Sarkasme 2 [Gambar]. (20 Februari 2015). Diakses pada 26 Maret 2021 dari https://twitter.com/iam_rizma/status/568729113021657090/photo/1.
Logo Lion Air [Gambar]. (n.d.). Diakses pada 26 Maret 2021 dari https://pinterpoin.com/lion-air-berencana-batalkan-order-boeing-737-max/lion-air-logo/.
Pesawat Lion Air [Gambar]. (24 Oktober 2020). Diakses pada 26 Maret 2021 dari https://money.kompas.com/read/2020/10/24/083420926/maskapai-lion-air-digugat-pailit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H