Mohon tunggu...
Marulam Nainggolan
Marulam Nainggolan Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh

Kementerian Agama Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadikan Keluarga sebagai Sekolah Pertama dan Utama

16 Januari 2025   20:43 Diperbarui: 16 Januari 2025   20:42 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu dan dua anak mengadakan kunjungan di sebuah taman (Sumber: Dokumen Pribadi)

Untuk mewujudkan keluarga sebagai sekolah pertama dan utama, orang tua perlu menyadari bahwa kehidupan sehari-hari adalah medan pendidikan yang luas. Keseharian dalam keluarga merupakan kesempatan untuk mengintegrasikan iman ke dalam semua aspek kehidupan. 

Doa bersama menjadi salah satu cara paling mendasar untuk menanamkan nilai iman. Dengan berdoa bersama, anak-anak belajar untuk bersandar pada Tuhan dalam suka dan duka serta menghayati pentingnya relasi dengan Allah. Doa bersama juga menjadi momen berharga untuk mempererat hubungan keluarga dan menghadirkan kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka.

Teladan hidup yang diberikan oleh orang tua adalah salah satu metode pendidikan yang paling efektif. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat, sehingga orang tua yang menjalankan hidup dengan jujur, penuh kasih, dan setia kepada iman akan membentuk anak-anak mereka dengan cara yang mendalam. 

Sebaliknya, ketidakkonsistenan dalam hidup orang tua dapat menjadi penghalang bagi anak-anak untuk menerima pendidikan iman secara utuh. Sebagai contoh, orang tua yang secara teratur berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi dan terlibat dalam pelayanan gerejawi akan menunjukkan kepada anak-anak betapa pentingnya hidup beriman dalam komunitas.

Rumah juga harus menjadi tempat yang kondusif untuk pertumbuhan spiritual dan emosional anak-anak. Lingkungan keluarga yang penuh kasih, pengertian, dan dukungan membantu anak-anak merasa aman untuk belajar dan bertumbuh. Keluarga perlu menciptakan budaya yang mendorong dialog terbuka, di mana anak-anak merasa bebas untuk bertanya dan berbagi pikiran mereka. 

Dialog bukan sekadar bercakap-cakap. Dalam dialog, nilai-nilai iman dan moral dapat ditanamkan secara mendalam. Ketika anak-anak diberi ruang untuk mengungkapkan pemikiran mereka, orang tua memiliki kesempatan untuk membimbing mereka dengan penuh kasih dan kebijaksanaan. Di sini terwujud relasi interpersonal yang akan sangat membantu perkembangan pribadi.

Pendidikan kebajikan seperti kasih, keadilan, kerendahan hati, dan pengampunan dapat dilakukan melalui interaksi sehari-hari di dalam keluarga. Ketika anak-anak melihat bagaimana orang tua mereka berbelas kasih kepada sesama, berlaku adil dalam keputusan, dan rela memaafkan, mereka akan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. 

Situasi-situasi kecil, seperti berbagi makanan atau meminta maaf atas kesalahan, menjadi peluang emas untuk membimbing anak-anak dalam kebajikan. Bahkan melalui tantangan dan konflik sehari-hari, orang tua dapat mengajarkan kepada anak-anak bagaimana menghadapi kesulitan dengan sikap Kristiani, seperti pengampunan, doa, dan pengharapan kepada Tuhan.

Kerja sama antara keluarga dan Gereja juga sangat penting dalam pendidikan iman anak-anak. Program-program katekese, retret keluarga, atau komunitas basis gerejawi dapat mendukung keluarga dalam menjalankan tugas pendidikan ini. Gereja menyediakan sumber daya dan komunitas yang membantu orang tua menjalankan panggilan mereka sebagai pendidik pertama dan utama. 

Misalnya, kelas persiapan sakramen atau kelompok doa keluarga memberikan kesempatan bagi orang tua untuk berbagi pengalaman dan memperdalam iman mereka bersama anak-anak. Gereja juga dapat membantu keluarga menghadapi tantangan modern melalui seminar atau lokakarya yang relevan, seperti pendidikan media atau pengasuhan berbasis nilai Kristiani.

Teknologi modern menghadirkan peluang sekaligus tantangan dalam pendidikan keluarga. Di satu sisi, teknologi memungkinkan akses yang lebih luas terhadap sumber-sumber pembelajaran iman maupun ilmu pengetahuan. Ada banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan, seperti doa online, aplikasi Alkitab, atau video pendidikan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun