Mohon tunggu...
Marulam Nainggolan
Marulam Nainggolan Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh

Kementerian Agama Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi Moderasi Beragama dari Santo Fransiskus Assisi

25 Juni 2024   11:13 Diperbarui: 25 Juni 2024   11:34 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

slmedia.org
slmedia.org

Moderasi: Selalu Ada Jalan

Fransiskus tinggal selama beberapa hari di istana Sultan. Mereka terlibat dialog yang mendalam tentang iman, perdamaian, dan kemanusiaan. Fransiskus berbicara tentang ajaran Yesus Kristus dan pentingnya cinta kasih serta pengampunan. Sultan berbicara tentang ajaran Islam dan nilai-nilai kemanusiaan dalam Al-Quran. Meskipun berasal dari latar belakang agama yang berbeda, mereka menemukan kesamaan dalam pandangan mereka tentang kehidupan dan kemanusiaan.

Fransiskus terkesan dengan kebijaksanaan dan keramahan Sultan, sementara Sultan terkesan dengan ketulusan dan keberanian Fransiskus. Dialog ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam antara kedua belah pihak dan menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan agama dan kayakinan, nilai-nilai kemanusiaan yang universal dapat menjadi jembatan yang kuat untuk mengatasi konflik (Menache, 2017). Melalui sikap moderat, selalu ada jalan untuk kebaikan bersama.

Meskipun konflik tidak selesai, pertemuan ini menunjukkan bahwa dialog dan saling pengertian bisa terjadi bahkan di tengah konflik yang paling sengit. Fransiskus kembali ke kamp Kristen dengan selamat, dan kisah pertemuannya dengan Sultan Malik al-Kamil menyebar luas di antara para tentara dan masyarakat umum. Ini menjadi contoh nyata tentang bagaimana keberanian bersikap moderat dan berdialog dapat membuka jalan bagi pemahaman dan perdamaian.

Pertemuan tersebut sudah barang tentu menjadi inspirasi bagi Gereja Katolik membangun dialog antaragama dan pencarian perdamaian. Bahkan banyak tokoh agama lain dan pemimpin dunia yang kemudian terinspirasi oleh kisah ini dan berusaha mengikuti jejak Fransiskus dalam mempromosikan perdamaian melalui dialog dan saling pengertian (Housley, 2008). Moderasi beragama memerlukan keberanian menerima perbedaan dan membangun kesepahaman demi kemanusiaan.

Doa Damai

Santo Fransiskus Assisi tidak berhenti pada tindakan mendobrak tembok pemisah relasi antaragama dan membangun jembatan penyambung silaturahmi, melainkan juga mewariskan doa damai berikut:

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai.

Bila terjadi kebencian,

jadikanlah aku pembawa cinta kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun