Mohon tunggu...
Marulam Nainggolan
Marulam Nainggolan Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh

Kementerian Agama Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yesus dan Moderasi Beragama (2)

4 Juni 2024   14:26 Diperbarui: 3 Juli 2024   21:34 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yesus mengkritik dua kelompok itu karena menerapkan aturan agama Yahudi secara membabi-buta tanpa melihat konteks ruang dan waktu. Bukan itu saja, kaum Farisi dan ahli Taurat membuat dan menegakkan hukum bagi orang lain saja, sementara mereka sendiri tidak melakukannya (bdk. Mat 23:1-36). Mereka orang munafik yang mengklaim diri suci, padahal membelokkan nilai agama demi kepentingan ego pribadi.

Berbeda dengan cara pikir orang Farisi dan ahli Taurat yang membalas kesalahan dengan kesalahan, Yesus sebaliknya justru menawarkan sikap antikekerasan. Bagi-Nya, tidak ada keistimewaan orang yang hanya membalas kebaikan sesamanya. Itu sama sekali bukan tipe orang beragama. Yesus mengajar pengikut-Nya untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi orang yang menganiaya (bdk. Mat 5: 43-48). Sungguh radikal!

Apakah Yesus ramah terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat, baik lokal maupun tradisi orang lain? Kalau kita mengulik kebiasaan Yesus, misalnya pergi ke Bait Allah di Yerusalem pada hari raya (Yoh 5:1; 10:22; Yoh 11:55), kita dapat memastikan bahwa Yesus hidup dalam tradisi bangsa-Nya. Serentak dengan itu, Ia juga terbuka dan mendorong pengikut-Nya menerima orang yang tidak seiman (bdk. Mrk 9:38).

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat simpulkan bahwa Yesus adalah pribadi yang moderat dan mengajarkan sikap moderat kapada para pengikut-Nya. Yesus dapat menerima perbedaan sebagai elemen untuk saling memperkaya. Oleh karena itu, para pengikut Kristus, diharapkan agar memiliki sikap dan tindakan moderat dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi pengikut Kristus berarti menjadi pribadi yang moderat.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun