Salah satu materi dalam pendidikan guru penggerak adalah Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Materi ini merupakan bagian dari Modul 3 yang secara khusus berbicara tentang peran pemimpin dalam komunitas pendidikan yang berpusat pada murid. Pada modul ini, peserta diberi masukan untuk memanfaatkan atau memberdayakan berbagai aset atau modal yang ada di sekitar sekolah untuk sebesar-besarnya mendukung proses pembelajaran yang berdampak para murid.
Sekolah dapat menjadi kawah candradimuka pembentukan manusia yang sesungguhnya apabila tumbuh menjadi sebuah ekosistem pendidikan. Sebagai ekosistem, sekolah merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup (biotik) dan unsur yang tidak hidup (abiotik) yang ada di dalam jangkauannya. Unsur biotik dan abiotik berkontribusi terhadap proses pembelajaran dan pendidikan murid, baik langsung maupun tidak langsung. Kedua unsur tersebut adalah modal baik bagi sekolah.
Sebagaimana dijelaskan dalam modul 3.2 pendidikan guru penggerak, modal atau aset sekolah ada tujuh, yaitu:
- Modal Manusia
Dalam konteks sekolah, yang termasuk modal manusia adalah kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan, serta para murid. Selain itu ada juga orang tua peserta didik dan orang-orang yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Mereka semua dapat berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
- Modal Sosial
Sekolah dapat berkembang menjadi campus academicus apabila melibatkan berbagai kelompok sosial yang ada di tengah masyarakat. Komunitas masyarakat dapat berasal dari berbagai bidang profesi, keyakinan, hobi, dan sebagainya. Mereka dapat memberi warna proses pembelajaran baik secara formal maupun non-formal.
- Modal Politik
Yang dimaksud modal politik di sini adalah lembaga-lembaga struktural dalam negara yang berkaitan dengan kebijakan, bukan aktivitas politik praktis atau pragmatis. Sekolah terikat atau berjalan-berpadu dengan unsur-unsur pembuat kebijakan demi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
- Modal Agama dan Budaya
Masyarakat kita sangat lekat dengan unsur agama dan budaya. Agama dan budaya dapat menuntun manusia berperilaku sesuai moral dan norma yang dianut dan diyakini di tengah masyarakat. Ornamen-ornamen dalam agama dan budaya, seperti dogma, ritus, adat-istiadat, hasil karya, sangat bermakna dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan peserta didik.
- Modal Fisik
Sekolah tanpa modal fisik akan menyulitkan proses pembelajaran yang berkualitas. Sekolah, melalui kepemimpinan di dalamnya, dapat memaksimalkan penggunaan sarana fisik. Yang termasuk dalam hal ini adalah gedung dan berbagai sarana di dalamnya. Tak bisa diabaikan juga sarana fisik di luar sekolah, seperti jalan raya, alat transportasi, taman, pendopo kelurahan, dan sebagainya.
- Modal Lingkungan/Alam
Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Semua hal itu dapat diberdayakan untuk mendukung pembelajaran berkualitas dan meningkatkan kompetensi murid. Dengan kepemimpinan sekolah yang mumpuni, murid-murid bisa lebih dekat dengan alam lingkungannya dan belajar dari realitas kehidupan.
- Modal Finansial
Uang bukan segalanya, tetapi tanpa uang banyak hal kurang maksimal. Sekolah juga mengalami hal serupa. Sebagai komunitas, sekolah membutuhkan dana untuk menggerakkan proses pendidikan dan pembelajaran. Dukungan finansial dapat diperoleh melalui partisipasi murid, investasi, kreativitas, hibah, sumbangan, dan lain-lain yang mendukung proses belajar.
Peran Pemimpin