Mohon tunggu...
Marulak Togatorop
Marulak Togatorop Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Maluku Tengah

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Maluku Tengah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Petani yang Kini Mengurus Hidup Mati Masyarakat Maluku Tengah

22 Juni 2020   16:25 Diperbarui: 23 Juni 2020   16:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marulak Togatorop, pria pemilik suara yang berat namun tegas disertai dengan kacamata bulat yang menghiasi wajahnya mengaku meniti karir menjadi seorang pegawai negeri semenjak menduduki bangku Sekolah Menengah Atas.

Meskipun pernah gagal beberapa kali, Marulak, begitu sapaannya, tidak pernah menyerah dan akhirnya berhasil menjadi pegawai Direktorat Jenderal Agraria Departemen Dalam Negeri pada Tahun 1986.

Menjalani pendidikan Tata Guna Tanah selama kurang lebih 1 tahun di Bogor, Marulak kemudian ditempatkan di Provinsi Maluku pada awal bulan Januari 1987.

Bidang pertanahan bagi Marulak sangat besar artinya karena mengurus hidup mati orang banyak. Bagi pria yang berhasil menyandang gelar Doktor Ilmu Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon pada 25 Februari 2020 ini, tanah adalah harga diri dan hak asasi seorang manusia.

Selain mendapatkan pendidikan yang baik, memiliki tempat tinggal yang layak adalah hak asasi semua manusia. Namun, peran Marulak kini menjadi seorang Kepala Kantor Pertanahan di Kabupaten Maluku Tengah sejak 18 Januari 2020 silam.

Marulak melihat bahwa pertanahan di Maluku Tengah belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya penduduk serta tanah yang masih luas. Tanah di Maluku Tengah terdiri dari  banyak kawasan hutan dan pertanian. Saat ini tanah di Maluku Tengah belum sampai 50% yang terdaftar atau bersertipikat.

PROGRAM KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MALUKU TENGAH

whatsapp-image-2020-06-22-at-19-02-41-5ef1c6b0097f3671cf77ab92.jpeg
whatsapp-image-2020-06-22-at-19-02-41-5ef1c6b0097f3671cf77ab92.jpeg

Pria yang mengaku mengagumi sosok Presiden Joko Widodo ini memiliki program agar seluruh tanah terdaftar serta memiliki sertipikat. Hal ini dikarenakan apabila sudah memiliki sertipikat bisa dimanfaatkan sebagai modal usaha untuk kesejahteraan masyarakat.

Jadi, sertipikat bukan hanya memberikan kepastian hukum tetapi juga memberikan nilai ekonominya untuk modal usaha. Apabila seorang nelayan atau petani mempunyai sertipikat tanah bisa diagunkan ke bank untuk modal usaha.

Marulak mengatakan bahwa sebenarnya ini adalah salah satu bentuk bantuan pemerintah kepada rakyat meskipun bukan berupa dana secara langsung. Jika bantuan berupa dana langsung, nilainya akan hilang dalam sekejap, tetapi berbeda dengan sertipikat tanah. Nilainya kekal sampai anak cucu.

Usaha Marulak menyadarkan masyarakat Maluku Tengah akan pentingnya kepemilikan sertipikat tanah adalah dengan melakukan pendekatan, sosialiasi, menjalankan fungsi humas secara optimal serta menjadi narasumber di Radio Republik Indonesia selama 5 tahun belakangan sejak Marulak bertugas pertama kali menjabat sebagai Kepala Kantor Pertanahan Kab. Maluku Tenggra Barat dan Kab. Maluku Barat Daya tahun 2014 sd 2017 dan Kepala Kepala Kantor Pertanahan Kota Ambon 2017 sd 2019.

Marulak terus melakukan Program Pemberdayaan Masyarakat Pasca Sertipikasi Asset tanah Masyarakat dan mendekatkan Masyarakat kepada pihak-pihak per Bank-an dan Jasa Keuangan lainnya guna mendapat bantuan Modal Usaha.

BERASAL DARI KELUARGA MISKIN

Terjun ke lapangan selama kurang lebih 34 tahun, Marulak mendapatkan banyak dukungan positif dari keluarga. Bagi Marulak, keuletan kedua orangtuanya hingga kini dijadikan sebagai contoh kehidupan yang luar biasa. Berasal dari keluarga petani tadah hujan Sumatera Utara, Kab.Sedrang Bedagai, Kec. Sei Ramapah, Desa Sei Ban-Ban, Dusun Parsaoran yang miskin, Marulak diajarkan untuk ulet dalam bekerja sejak kecil.

Kepedihan mewarnai hari Marulak kecil kala itu. Ketika padi rusak karena banjir, orang tua Marulak kemudian beralih menjual singkong atau ikan dan Marulak harus mencari uang sekolah serta uang untuk membeli buku dengan cara kerja diorang lain di kampung-kampung lain pada saat libur sekolah untuk mendapatkan uang sekolah dan uang membeli buku. Kini, bagi Marulak, orang yang ulet dan mau bekerja pasti akan sukses.

Motto hidup Marulak adalah seseorang harus mempunyai Integritas. Bila berkata iya  maka katakan iya dan lakukan, tetapi bila tidak katakan tidak dan jangan lakukan.

Oleh sebab itu, Marulak tidak pernah malu untuk mencabut rumput, mengepel, sampai menyikat lantai walaupun Marulak sudah menjadi Kepala Kantor hal ini dia lakukan dimanapun Marulak bertugas. Menjadi seorang pemimpin, bagi Marulak bukan menjadi seorang raja. Tetapi berikan teladan yang baik dengan memberikan contoh secara langsung.

Marulak melihat kehidupan sederhana yang dicontohkan oleh Bapak Presiden, Joko Widodo. Presiden saja sederhana, masa pejabat di bawahnya ingin seperti raja, itu pemikiran Marulak.

Marulak senang terjun ke lapangan sehingga setiap hari selama 15 menit, Marulak akan langsung turun untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan staff dan memberi motivasi dalam bekerja. Bagi Marulak, jabatan adalah amanah Tuhan. Ilmu Pengetahuan yang didapatkan harus diaplikasikan dengan berbagai inovasi untuk memajukan bangsa serta mensejahterakan masyarakat banyak.

Bagi Marulak, berbagai pengalaman sudah dilalui. Mulai dari menjadi staf,  pejabat lapisan paling rendah hingga kini menjadi seseorang yang menduduki jabatan penting di Kabupaten Maluku Tengah. Kinerja Marulak boleh diacungi jempol, tahun 2019 silam, Marulak mengikuti Lelang jabatan untuk eselon II dan lolos sampai wawancara dan interview oleh Pak Menteri ATR/BPN.

Lalu pada 2017, Marulak mendapatkan kenaikan pangkat Istimewa dari Kementerian ATR/BPN dari pangkat IV/a tahun 2015 naik ke IV/b hanya selama dua tahun, yang seharusnya empat tahun. Tidak heran Marulak memperoleh banyak penghargaan.

Tetapi bagi Marulak penghargaan terbesar adalah apabila sebagai manusia mampu memberikan bantuan kesejahteraan kepada masyarakat karena mengurus Pertanahan itu adalah Mengurus Hidup dan Mati Masyarakat banyak, itu satu tugas yang Mulia. Penghargaan berupa lencana ataupun lainnya hanya merupakan bonus bagi Marulak.

*) Tulisan ini telah diterbitkan oleh harian "Berita Kota Ambon", pada Selasa, 16 Juni 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun