Mohon tunggu...
Maruka SafiaFauzia
Maruka SafiaFauzia Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

saya hobi melakukan aktivitas sosialisasi kemanusiaan dan senang rescuer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Budaya Keselamatan Berkendara, Refleksi dari Workshop Antariksa 2024

25 Juli 2024   00:47 Diperbarui: 25 Juli 2024   03:44 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Membangun Budaya Keselamatan Berkendara: Refleksi dari Workshop Antariksa 2024

Yogyakarta, kota pelajar yang selalu bergerak, memiliki dinamika lalu lintas yang unik. Di tengah kesibukan ini, keselamatan berkendara menjadi isu yang semakin penting. Inilah yang mendorong mahasiswa Komunikasi UNISA Yogyakarta untuk mengangkat tema "Unite for Safety" dalam acara Antariksa 2024.

Pada tanggal 20 Juli 2024, Hall Siti Baroroh Barride dipenuhi mahasiswa yang antusias. Mereka hadir untuk mendengarkan tiga pembicara menarik: Mas Rang, seorang influencer casual riding,  M Ali Iqbal dari Astra Motor Yogyakarta dan juga 1 orang dari Ditlantas Polda DIY. Ketiga pembicara ini tidak hanya berbagi tips, tetapi juga mengajak peserta untuk memikirkan kembali konsep keselamatan berkendara.

Dalam membahas topik ini, kita bisa menggunakan Teori Ekologi Media dari Marshall McLuhan. McLuhan pernah mengatakan, "Kita membentuk alat-alat kita, dan kemudian alat-alat itu membentuk kita." Konsep ini sangat relevan dengan dunia berkendara. Kendaraan kita bukan sekadar alat transportasi, tetapi juga pembentuk perilaku di jalan.

Mas Rang, dengan platform media sosialnya, memiliki peran penting dalam membentuk persepsi tentang berkendara yang aman namun tetap stylish. Bagaimana jika setiap unggahannya tidak hanya menampilkan motor keren, tetapi juga menekankan pentingnya keselamatan?

Sementara itu, M Ali Iqbal membawa perspektif industri yang penting. Bagaimana Astra Motor merespon kebutuhan keselamatan pengendara? Inovasi apa yang sedang dikembangkan? Ini mengingatkan kita pada konsep "determinisme teknologi" McLuhan, di mana teknologi baru dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan, termasuk jalan raya.

Yogyakarta memiliki tantangan tersendiri. Jl. Ringroad Barat, yang sering menjadi lokasi kecelakaan mahasiswa UNISA, adalah contoh nyata bahwa kita membutuhkan lebih dari sekadar teknologi canggih. Kita memerlukan kesadaran kolektif bahwa jalan raya adalah ruang bersama yang membutuhkan tanggung jawab bersama.

Pendekatan "Ekologi Media" McLuhan sangat relevan di sini. Kita perlu memandang jalan raya sebagai sebuah ekosistem. Setiap elemen, mulai dari pengendara, kendaraan, hingga infrastruktur jalan, saling terhubung dan mempengaruhi. Perubahan pada satu elemen akan berdampak pada keseluruhan sistem.

Workshop Antariksa 2024 bukan sekadar ajang berbagi informasi. Ini adalah kesempatan untuk meningkatkan "literasi media" seperti yang dikemukakan Neil Postman. Peserta diajak untuk kritis melihat peran mereka dalam ekosistem lalu lintas. Bagaimana pilihan kendaraan dan gaya berkendara mereka mempengaruhi lingkungan dan budaya lalu lintas?

Yogyakarta, sebagai kota pelajar, memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor dalam hal ini. Bayangkan jika setiap mahasiswa yang mengikuti workshop ini menjadi agen perubahan di lingkungannya. Mereka bisa memulai gerakan-gerakan kecil yang berdampak besar, seperti kampanye keselamatan berkendara yang kreatif dan relevan dengan anak muda.

Pada akhirnya, keselamatan berkendara adalah tanggung jawab bersama. Seperti yang dikatakan McLuhan, "Tidak ada penumpang di pesawat bumi. Kita semua adalah awak." Begitu pula di jalan raya, kita semua bertanggung jawab atas keselamatan bersama.

Workshop "Unite for Safety" adalah langkah penting menuju perubahan. Ini menunjukkan bahwa generasi muda Yogyakarta peduli dan siap bertindak. Dengan memahami jalan raya sebagai ekosistem media, kita dapat menciptakan perubahan yang lebih sistemik dan berkelanjutan. Mari jadikan Yogyakarta tidak hanya sebagai kota pelajar, tetapi juga sebagai pionir dalam budaya keselamatan berkendara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun