Jika berkunjung ke Kabupaten Pemalang, tidak lengkap rasanya jika kalian tidak menikmati keindahan alam serta beragam objek wisata yang disuguhkan. Selain keindahan alam serta objek wisata yang sangat menarik, banyaknya kuliner khas dari Pemalang pun sudah tidak asing lagi untuk didengar. Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan salah satu destinasi wisata kuliner yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Salah satu objek wisata yang memadukan unsur alam dan kuliner yang dijadikan satu dalam sebuah resto dan kafe yang sangat instagramable. Banyak sekali spot foto yang cocok dijadikan feed sosial media kalian. Watu Sangan, letaknya di Jl. Guci-Randudongkal, Desa Kecepit, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Watu Sangan merupakan salah satu resto dan kafe yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi oleh berbagai kalangan. Disebut berbagai kalangan, karena tidak hanya anak muda saja yang dapat berkunjung ke tempat tersebut, tetapi bisa juga dijadikan sebagai wisata keluarga.
Watu Sangan resmi dibuka pada bulan Juli tahun 2020 lalu. Namanya yang unik diambil dari bahasa Jawa yaitu "Watu" yang berarti batu, dan "Sangan" yang berarti wajan. Maksud dari bentuk filosofinya yaitu wajan yang tertata dengan hidangan, pelayanan, maupun tempatnya. Di sana juga terdapat batu-batu besar, yang konon katanya pada zaman dahulu digunakan sebagai tempat pemujaan. Sekarang lokasi peninggalan tersebut dikelola oleh pemuda desa Kecepit yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa Kecepit juga para investor, dan dijadikan sebagai destinasi wisata kuliner, yaitu Watu Sangan. Sasaran pemasaran dari Watu Sangan juga cukup jelas, yaitu anak muda dan keluarga.
Lokasinya yang strategis yaitu tepat di tepi jalan raya, tidak akan menyulitkan kalian yang ingin menikmati keindahan alam serta beragam kuliner di sana. Letaknya kira-kira 30 km dari Kota Pemalang. Memang tidak terlalu jauh dari hiruk-pikuk ramainya Kota Pemalang. Tetapi di sepanjang perjalanan, kalian disuguhkan dengan hutan-hutan rindang, bentangan sawah, warga desa yang sedang melakukan aktivitas, serta pemandangan Gunung Slamet dari kejauhan. Karena lokasinya yang tidak terlalu dekat dari kaki Gunung Slamet, udara yang dirasakan pun tidak terlalu sejuk tetapi tetap segar untuk dinikmati. Kebanyakan dari pengunjung di Watu Sangan hanya menggunakan sepeda motor untuk pergi ke sana, karena memang untuk lebih menikmati view sepanjang jalan Guci-Randudongkal sepertinya lebih terasa jika menggunakan sepeda motor. Selain pengunjung dari Pemalang bagian selatan, banyak juga pengunjung dari Pemalang bagian utara dan timur yang sudah singgah di Watu Sangan. Tidak sekedar menikmati hidangan yang disajikan, tetapi juga mengambil gambar lalu diunggah di sosial media. Karena sangat disayangkan, jika berkunjung ke Watu Sangan tetapi lupa untuk mengambil gambar.
Bentuk bangunan Watu Sangan yang unik yaitu berbentuk kerucut dengan bahan dasar kayu akan menambah suasana asri Desa Kecepit yang terletak di lereng Gunung Slamet bagian utara tersebut. Di Watu Sangan, kalian akan dimanjakan dengan beraneka macam kuliner serta pemandangan hulu Sungai Comal yang tampak ketika kalian membuka jendela. Selain pemandangan Sungai Comal, terdapat juga view Gunung Slamet dan hamparan hutan hijau yang cukup luas. Watu Sangan dapat kalian kunjungi pada pukul 10.00-22.00 WIB. Jika datang pada sore hari, kalian akan mendapatkan bonus berupa senja, sehingga kalian bisa mendapatkan potret senja yang indah di sana. Tetapi berkunjung pada malam hari pun tidak kalah indahnya dengan suasana pagi hari, siang hari, maupun sore hari. Ketika malam hari, gemerlap lampu-lampu hias yang menerangi area Watu Sangan juga tampak indah. Di Watu Sangan biasanya juga terdapat live music yang menampilkan band-band lokal yang dapat menambah suasana hari-hari kalian menjadi sangat nyaman dan santai.
Pengunjung di Watu Sangan dapat menikmati menu unggulan mereka seperti kopi asli dari kawasan Gunung Slamet dan ditambah makanan khas burung puyuh bakar, dan juga mie nyemek yang enak. Selain itu, di Watu Sangan juga menawarkan kopi arabika dan kopi robusta khas dari lereng Gunung Slamet dengan harga yang sangat terjangkau untuk kantong pelajar, anak muda, maupun masyarakat umum. Jangan khawatir, di masa pandemi COVID-19 seperti ini Watu Sangan tetap buka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, memakai hand sanitizer, menjaga jarak minimal 1 meter, dan tidak bersentuhan secara langsung.
Itu sekilas cerita mengenai destinasi wisata kuliner Watu Sangan. Semoga dengan didukungnya wisata-wisata baru di Pemalang, akan menjadikan Kabupaten Pemalang lebih dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga perekonomian dan industri pariwisata khususnya di Kabupaten Pemalang pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan bertambahnya industri pariwisata baru pula, diharapkan dapat membuka lowongan pekerjaan bagi orang-orang yang masih kesulitan untuk bekerja. Misalnya menjadi pramusaji, pemandu wisata, agen travel fotografer, dan masih banyak lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H