Bintang katai putih membawa konsekuensi tersendiri terutama karena dominasi sistem bintang ganda dalam jagat raya kita. Saat sebuah bintang mengakhiri hidupnya dan berubah menjadi bintang katai putih sementara pasangannya masih tetap bertahan namun juga telah menua (sehingga mulai menjalani tahap raksasa merah), maka mulailah bintang katai putih menyedot materi pasangannya secara bertahap dan berkesinambungan. Maka permukaan bintang katai putih pun mulai menumpuk materi bintang pasangannya, yang didominasi Hidrogen dan Helium. Kian lama materi ini kian menebal dan oleh tarikan gravitasi yang sangat ekstrim lantas tertekan hebat sehingga bersuhu sangat tinggi, melampaui suhu bintang katai putih itu sendiri.
Suatu saat, bilamana suhunya telah melampaui 20 juta derajat Kelvin (20 juta derajat Celcius), mulailah tumpukan Hidrogen dan Helium ini menjalani reaksi fusi termonuklir meski hanya sesaat (untuk ukuran bintang). Sebagai akibatnya terjadilah pelepasan energi sangat besar yang ditandai dengan peningkatan kecerlangan (peningkatan tingkat terang) secara mendadak. Inilah nova. Bila bintang katai putih rata-rata melepaskan energi hanya antara 0,001 hingga 0,001 energi Matahari, maka saat menjadi nova pengeluaran energinya membengkak hebat menjadi antara beberapa kali hingga ratusan ribu kali lipat Matahari.
Sebagian kita kadang keliru membedakan nova dengan supernova. Meski sama-sama pelepasan energi sangat besar dalam tempo singkat dari bintang, energi supernova jauh lebih besar ketimbang nova. Reaksi fusi termonuklir dalam supernova terjadi pada hampir segenap bagian bintang, sementara nova hanya di lapisan terluarnya saja. Dan sebagai produk akhirnya, supernova menghancurkan seluruh bagian bintang tanpa sisa ataupun membentuk bintang eksotik lainnya seperti bintang neutron maupun lubang hitam, sementara nova masih tetap menyisakan bintang katai putih-nya seperti sedia kala. Bila supernova hanya terjadi sekali saja bagi sebuah bintang, nova dapat terjadi berulang-ulang setiap beberapa tahun sekali bagi sebuah bintang katai putih sepanjang bintang pasangannya masih setia memasok materi. Dan akhirnya, bila supernova hanya dapat terjadi pada bintang yang berkali-kali lipat lebih massif ketimbang Matahari ataupun pada bintang katai putih yang menyerap materi bintang pasangannya dengan demikian rakus sehingga massanya membengkak melampaui batas Chandrasekhar, nova hanya bisa terjadi pada bintang katai putih yang massanya di bawah batas Chandrasekhar (yakni 1,4 kali lipat Massa Matahari)
Pengamatan
Pengamatan oleh observatorium dari berbagai penjuru, termasuk Observatorium Bosscha di Lembang (Jawa Barat) yang bertulangpunggung teleskop GAO-ITB, menunjukkan Nova Delphini 2013 memiliki spektrum Balmer nan kuat dalam wujud Hidrogen-alfa (warna merah) dan Hidrogen-beta (warna hijau). Selain dominasi unsur Hidrogen, cahaya yang dipancarkan Nova Delphini 2013 juga menunjukkan jejak-jejak unsur minor seperti Helium, Silikon, Magnesium, Natrium dan bahkan Besi. Namun pengamatan dengan menggunakan teleskop landas bumi (teleskop antariksa) Swift yang bekerja dalam spektrum sinar-X menunjukkan nova ini tidak melepaskan sinar-X. Dari jejak-jejak spektrum Hidrogen-nya diketahui gelombang kejut produk nova ini melejit dengan kecepatan cukup tinggi, yakni antara 2.000 hingga 2.300 km/detik atau antara 7,2 juta hingga 8,28 juta kilometer per jam!
Sejauh ini belum diketahui bintang katai putih mana yang mengalami ledakan hingga menjadi Nova Delphini 2013. Namun menyaksikan cepatnya nova ini bertambah kecemerlangannya (dari +6,7 menjadi +4,3 hanya dalam tempo dua hari) dan sebaliknya juga cepatnya nova ini meredup setelah mencapai puncak kecerlangannya (dari +4,3 pada 16 Agustus 2013 menjadi tinggal +5,7 pada 22 Agustus 2013) mengindikasikan bintang tersebut terletak pada jarak antara 11.400 hingga 17.900 tahun cahaya dari Bumi kita. Dengan demikian ledakan tersebut sejatinya telah terjadi pada 11.400 hingga 17.900 tahun silam. Hanya keajaiban ruang-waktu jagat raya semata, yang disebabkan oleh terbatasnya kecepatan cahaya, yang membuat kilatan peristiwa tersebut baru terdeteksi pada masakini.
Pada jarak tersebut, dengan tingkat terang +4,3 saat mencapai puncaknya yang menjadikan Nova Dephini 2013 sebagai nova paling terang dalam enam tahun terakhir dan salah satu dari 35 nova tercemerlang sepanjang sejarah astronomi modern, maka Nova Delphini 2013 melepaskan energi antara 200 ribu hingga 500 ribu kali lipat Matahari kita. Namun demikian tak ada yang perlu dikhawatirkan. Dengan jarak demikian jauh, energi luar biasa besar itu telah sangat meluruh sehingga tak berimbas apapun bagi Bumi kita.
Referensi : Sky & Telescope, 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H