Mohon tunggu...
Muh Ma'rufin Sudibyo
Muh Ma'rufin Sudibyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Langit dan Bumi sahabat kami. http://ekliptika.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Menyongsong Gerhana Bulan Total 4 April 2015

23 Maret 2015   08:45 Diperbarui: 31 Januari 2018   13:44 2109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Peta wilayah Gerhana Bulan Total 4 April 2015 untuk Indonesia. Garis P1 adalah garis yang menghubungkan titik-titik dimana kontak awal penumbra terjadi tepat pada saat Bulan terbit. Sementara garis U1 menghubungkan titik-titik yang mengalami kontak awal umbra tepat pada saat Bulan terbit. Seluruh Indonesia mampu menyaksikan peristiwa Gerhana Bulan ini, sepanjang langit tak berawan. Sumber: Sudibyo, 2015.

Sebuah peristiwa langit populer akan segera datang menjelang pada Sabtu 4 April 2015 Tarikh Umum (TU) besok. Peristiwa tersebut adalah Gerhana Bulan Total 4 April 2015. 

Dalam peristiwa itu tiga benda langit dalam tata surya kita yakni Matahari, Bumi dan Bulan akan terletak dalam satu garis lurus bila ditinjau dari ketiga sumbu koordinat (sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z) dengan Bumi berada di tengah-tengah. 

Astronomi menyebut kesejajaran ini sebagai syzygy.Tentu, Bulan yang dimaksud di sini adalah Bulan yang sebenar-benarnya Bulan. Bukan asteroid Cruithne yang kerap disangka sebagai Bulan seolah-olah (meski sesungguhnya bukan) ataupun Bulan sementara (satelit alamiah tangkapan sementara). 

Karena Bumi berada di tengah-tengah secara proporsional, ia menghalangi pancaran cahaya Matahari yang seharusnya jatuh ke permukaan sisi dekat Bulan yang normalnya menghasilkan Bulan purnama. 

Halangan itu menciptakan dua jenis bayangan, yakni bayangan tambahan/samar (penumbra)dan bayangan inti (umbra).Saat gerakan Bulan membuatnya memasuki zona bayangan samar, maka fase penumbra pun terjadi. Fase ini ditandai dengan sedikit berkurangnya cahaya Matahari yang jatuh ke Bulan sehingga Bulan akan sedikit meredup, di atas kertas. 

Dalam praktiknya amat sulit untuk bisa mendeteksi sedikit meredupnya Bulan pada saat fase penumbra secara kasat mata, kecuali jika kita dibantu dengan instrumen perekam yang memadai. Selanjutnya saat gerakan Bulan membawanya kian jauh hingga memasuki zona bayangan inti, maka fase umbra terjadilah. 

Dalam fase umbra, jumlah cahaya Matahari yang mengenai permukaan Bulan berkurang cukup signifikan. Sehingga Bulan yang seharusnya sedang bulat bundar penuh dalam fase purnamanya secara berangsur-angsur akan menggelap sebagian hingga menjadi seperti Bulan sabit. 

Dalam puncak fase umbra dimungkinkan Bulan akan benar-benar kehilangan hampir seluruh cahaya Matahari yang harusnya mengenainya akibat terblokir cakram Bumi. Situasi tersebut dinamakan fase totalitas. 

Berdasarkan sejauh apa fase penumbra dan umbra dilalui, maka ada tiga macam Gerhana Bulan. Gerhana yang pertama adalah yang terpopuler, yakni Gerhana Bulan Total (GBT).

Dalam gerhana ini Bulan akan mengalami tiga fase gerhana, yakni fase penumbra, umbra dan totalitas. Selanjutnya yang kedua adalah gerhana yang tak kalah populernya, yakni Gerhana Bulan Sebagian (GBS).Dalam gerhana ini Bulan akan mengalami dua fase gerhana saja, yakni fase penumbra dan umbra. 

Dan yang ketiga adalah yang paling tidak populer dan kerap diabaikan, yakni Gerhana Bulan Penumbral (GBP).Karena pada gerhana ini Bulan hanya akan mengalami satu fase gerhana saja, yakni fase penumbra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun