Sebagai pejabat level bawah, disana aku juga merangkap menjadi panitia pengadaan barang. Otomatis aku juga berhubungan dengan rekanan proyek yang terkait dengan pengadaan barang di kantor. Pada saat akhir tahun tiba, seorang rekanan, dengan senyum khasnya, menemuiku di ruangan. Ia berbicara dengan sumringah, dan aku pun tersenyum ramah menanggapi ceritanya tentang betapa ia bahagia bisa berteman dengan saya dan rekan-rekan lain di kantor kami. Terakhir sebelum pamit, dia menyodorkan amplop putih tebal sambil tersenyum, "tolong diterima Pak, ini tanda kekeluargaan kita." Sontak aku terkejut, ini  gratifikasi, pikirku. Maka dengan santun kujawab, " maaf Pak. Bapak tidak perlu memberi saya apapun. Kami disini semua sudah digaji dan juga mendapat honor atas jabatan dalam panitia pengadaan barang. Tolong dibawa kembali amplopnya, dan yakinlah, saya tetap bersahabat dengan Bapak, tanpa harus menerima ini". Sang rekanan sedikit terkejut, tapi kemudian dia pun pamit seraya tersenyum. Aku pun membalas senyumnya dan berpikir ini sudah berakhir. Alhamdulillah. Aku sudah bertindak tepat sesuai nurani dan juga amanah ibunda.
Â
Namun keesokan harinya, seorang rekan kantor dari ruangan lain sengaja datang menemuiku. Dengan perlahan dia menyorongkan sebuah map. Ketika kubuka ternyata amplop yang persis seperti yang coba diserahkan oleh rekanan kemarin, kepadaku. Dengan nada pelan, rekan kantorku ini berujar, " bapak terima aja ini. Beginilah budaya kita kalau Bapak mau berteman disini". Sebuah kalimat sederhana yang disampaikan secara perlahan , tapi cukup membuatku gusar. Ini bertentangan dengan jiwa dan juga melanggar nilai-nilai dalam Kementerian kami. Akhirnya kujawab saja dengan tegas, " Pak, kita sudah digaji disini, dan honor pun ada. Bagi saya itu sudah cukup. Saya tidak akan pernah menerima hal-hal yang seperti ini. Dan sebaiknya bapak pun tidak menerimanya." Beliau pun berlalu dengan wajah yang tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Dan akhirnya ketika awal tahun tiba, ternyata ada surat keputusan dimana aku tidak lagi dilibatkan dalam panitia pengadaan  di kantor. Aku bersyukur , alhamdulillah. Biarlah rizki meski sedikit tapi halal dan barokah. SETETES TAPI BENING
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H