Mohon tunggu...
Marufatul Robiah
Marufatul Robiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hai saya adalah seorang mahasiswa fakultas ekonomi yang ingin memulai terjun di dunia penulisan untuk memenuhi penugasan saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

12 November 2024   12:42 Diperbarui: 12 November 2024   12:49 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gender dapat diartikan sebagai perbedaan fungsi dan peran sosial antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan oleh masyarakat. Perbedaan ini sebenarnya menimbulkan ketidakadilan terhadap perempuan dalam kehidupan mereka, baik di level masyarakat maupun negara. Kesetaraan gender adalah saat laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan hak yang sama sebagai manusia untuk berperan dan berpartisipasi di semua bidang.

 Keadilan gender terjadi ketika terdapat perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki dalam menjalankan kehidupan bernegara. Pembangunan manusia yang ideal, sebagaimana diidam-idamkan di Indonesia, tidak akan dapat terealisasikan tanpa adanya kesetaraan gender. Jenis kelamin pada dasarnya mencakup laki-laki dan perempuan. Namun, dalam perbincangan mengenai gender, biasanya lebih banyak fokus pada isu-isu yang dihadapi oleh perempuan. Hal tersebut disebabkan oleh sering terpinggirkannya posisi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pembangunan.

Faktor yang memungkinkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan adalah dengan adanya kesetaraan gender. Di banyak negara, kesetaraan gender menjadi sasaran dalam pembangunan, khususnya di negara-negara dengan tingkat kesenjangan yang tinggi. Ketimpangan gender yang tinggi dapat menyebabkan pembangunan tidak mencapai tingkat optimalnya. 

Kesetaraan gender adalah kondisi di mana laki-laki dan perempuan berkolaborasi untuk mencapai pemenuhan hak dan kewajiban mereka. Namun, situasini masih jauh panggang dari api. Kasus diskriminasi berdasarkan gender masih sering terjadi di segala aspek kehidupan. Bisa dilihat di sekeliling kita, masih banyak perempuan yang mengalami beban. Perempuan yang bekerja di sektor publik juga harus mengurus urusan domestik, seperti merawat rumah, memasak, dan mengasuh anak.

Untuk menilai ketidaksetaraan gender di sebuah negara, United Nations Development Programme (UNDP) dikenal dengan Index Ketidaksetaraan Gender (GII). GII atau Indeks Ketimpangan Gender digunakan untuk menjelaskan sejauh mana keberhasilan suatu pembangunan dilihat dari tiga aspek pembangunan manusia, yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan partisipasi ekonomi.

 Indeks Ketimpangan Gender yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia masih di posisi sebagai negara dengan tingkat ketimpangan gender tertinggi di wilayah ASEAN. 

Skor ketimpangan gender di Indonesia mencapai 0,48 poin. Angka tersebut jauh dibawah Singapura yang mempunyai capaian 0,065 poin yang membuat negara tersebut memiliki pencapaian paling baik di ASEAN. Skor Indeks Ketimpangan Gender di Indonesia bahkan melampaui skor rata-rata dunia sebesar 0,436 poin. 

Dengan fakta semacam ini, tak terbantahkan bahwa diperlukan terobosan yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia di berbagai bidang, terutama dalam hal kesehatan, pemberdayaan, dan akses pekerjaan.

Tidak cuma di kawasan ASEAN, tapi ketimpangan gender di Indonesia juga termasuk tinggi di dunia, bahkan di Asia Timur dan Pasifik. Berdasarkan Laporan Ketimpangan Gender Global 2021 (Global Gender Gap Report 2021), Indonesia berada di urutan 101 dari 156 negara. Peringkat tersebut diperoleh setelah mengukur 4 indikator, yakni: partisipasi dan peluang ekonomi, pencapaian pendidikan, kesehatan dan keberlangsungan hidup, dan pemberdayaan politik. 

Indikator tersebut menunjukkan bahwa kesetaraan gender memiliki peran penting dalam pembangunan di Indonesia. Maka dari itu, sangatlah penting untuk melakukan pengarusutamaan gender dalam agenda kebijakan, program, dan kegiatan lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun daerah.

Ketimpangan Gender dalam Pembangunan

Ketimpangan gender dalam pembangunan merupakan hasil dari perbedaan jenis kelamin yang menyebabkan kemiskinan. Banyak fakta yang menunjukkan adanya marginalisasi terhadap perempuan. Misalnya, mereka dianggap sebagai pencari nafkah tambahan, sering kali mendapat upah lebih rendah dibandingkan pekerja laki-laki, tidak diberikan posisi kerja strategis, dan lain sebagainya. 

Maka tidaklah mengherankan jika pekerjaan yang perempuan lakukan tidak jauh-jauh dari perawat, pekerja rumah tangga, buruh pabrik, dan sebagainya. Di pabrik, perempuan sangat rentan terkena PHK karena hanya dianggap sebagai pencari nafkah tambahan, pekerja sambilan, hingga faktor reproduksi seperti menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui dianggap sebagai penghambat produktivitas. 

Di level politik, struktur partai politik masih menempatkan perempuan sebagai strata kedua setelah laki-laki. Relasi yang timpang ini, kerap kali membatasi peluang perempuan untuk mencapai posisi strategis dalam politik. Padahal, penentuan kebijakan, arah, dan program pembangunan diputuskan oleh petinggi partai politik dan pemerintah. 

Maka dari itu, perlu adanya sosok perempuan yang berada di posisi pengambilan keputusan strategis agar kebijakan dan arah program pembangunan memihak kepada perempuan. Dan bukan hanya itu, Pendidikan adalah kunci untuk mengatasi ketimpangan gender yang masih ada di berbagai belahan dunia. 

Salah satu kelompok yang kerap kali mengalami ketidakadilan gender ialah perempuan. Namun, dengan memberikan akses yang sama dan pemberdayaan melalui pendidikan, kita dapat melangkah maju menuju masyarakat yang lebih adil dan setara. 

Ketimpangan gender merupakan hal yang melibatkan berbagai aspek, seperti akses terhadap pendidikan, peluang pekerjaan, kehadiran dalam politik, serta perlakuan dan hak-hak sosial. Di banyak negara, perempuan masih menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki.


Ini adalah masalah yang perlu diperhatikan secara serius untuk mencapai kesetaraan pendidikan di seluruh dunia. Faktor-faktor seperti kemiskinan, norma sosial yang membatasi peran perempuan, serta kekerasan berbasis gender menjadi hambatan yang sering kali mereka hadapi. 

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam memberdayakan perempuan dan mengatasi ketimpangan gender. Melalui pendidikan, perempuan bisa mendapatkan ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kehidupan mereka dan komunitas sekitarnya. Berikut adalah beberapa cara di mana pendidikan bisa membantu mengurangi kesenjangan gender:

Cara Mengatasi Ketimpangan Gender 

  • Aksesibilitas dan kesetaraan
    Pendidikan harus diberikan sebagai hak universal bagi setiap individu, tidak peduli jenis kelaminnya. Negara dan pemerintah perlu menjamin bahwa perempuan memiliki kesempatan yang setara untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini bisa dilakukan dengan mendukung program beasiswa, memastikan transportasi yang aman dan terjangkau, serta menghilangkan hambatan sosial dan budaya yang menghalangi perempuan dalam mengakses pendidikan.

  • Penghapusan Stereotip Gender
  • Pendidikan dapat membantu mengatasi stereotip gender yang membatasi peran dan pilihan perempuan. Guru dan kurikulum perlu memfasilitasi kesetaraan gender, menghapuskan prasangka, dan memberikan dukungan kepada perempuan untuk mengejar minat dan bakat mereka tanpa dibatasi. Dengan begitu, perempuan akan merasa dihargai dan terdorong untuk mengejar karier dan aspirasi yang mereka inginkan.

  • Pendidikan Kesehatan Seksual dan Reproduksi
  • untuk mengambil keputusan yang tepat terkait tubuh mereka, keluarga, dan kehidupan mereka secara umum. Melalui pendidikan yang komprehensif, perempuan dapat mempelajari tentang hak-hak mereka, penggunaan kontrasepsi, pencegahan penyakit menular seksual, serta pentingnya hubungan yang sehat dan konsensual.

  • Peningkatan Partisipasi Politik
  • Pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi sangatlah penting bagi perempuan Pendidikan dapat memberdayakan perempuan agar dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik. Dengan memberikan pengetahuan tentang sistem politik, hak-hak politik, dan keterampilan kepemimpinan.

  • Pendidikan Keterampilan dan Keahlian
  • Pendidikan memberikan keterampilan dan keahlian kepada perempuan sehingga mereka dapat memasuki dunia kerja dan mandiri secara ekonomi. Pelatihan keterampilan teknis dan non-teknis dapat membuka peluang karier yang luas bagi perempuan. Topik-topik seperti kewirausahaan, keuangan, komunikasi, dan manajemen tidak hanya memperkuat kemampuan mereka tetapi juga membantu mencapai kemandirian finansial.

  • Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender
  • Pendidikan juga dapat berperan dalam mencegah kekerasan berbasis gender. Melalui pendidikan yang berfokus pada kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan penghormatan terhadap kehidupan dan integritas individu, perempuan dapat belajar mengenali, melawan, dan melaporkan kekerasan yang mereka alami.

  • Peran Model Perempuan
  • Perempuan bisa jadi teladan dan inspirasi untuk generasi muda. Guru perempuan yang kompeten dan berpengalaman mampu memberikan teladan yang kuat dan memainkan peranan penting dalam mengatasi ketimpangan gender di bidang pendidikan.

  • Melihat perempuan sukses di berbagai bidang, membuat anak perempuan merasa termotivasi dan yakin bahwa mereka juga mampu meraih kesuksesan yang sama. Pendidikan dan pemberdayaan perempuan tidak hanya memberikan manfaat bagi individu perempuan, tapi juga bagi masyarakat secara menyeluruh. 

  • Ketika perempuan memiliki akses yang sama ke pendidikan dan diberdayakan untuk mengembangkan potensi mereka, mereka dapat berkontribusi secara lebih aktif dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Hal ini dapat menghasilkan masyarakat yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. 

  • Agar tujuan ini tercapai, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat sipil, dan seluruh anggota masyarakat. Investasi yang kuat dalam pendidikan perempuan dan pemberdayaan mereka harus menjadi prioritas yang diutamakan. 

  • Hanya dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat peran perempuan dalam pendidikan, kita dapat mengatasi ketimpangan gender dan membangun dunia yang lebih adil dan setara untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun