Oleh : Ma'ruf Amari, Lc., M.Si.
Tidak ada tuntunan khusus untuk menyambut datangnya bulan Muharam. Yang ada adalah tuntunan untuk berpuasa di bulan Muharam. Ada beberapa jenis puasa, dan kita bisa memilihnya.
Pertama, puasa di seluruh bulan Muharram
Berdasarkan sabda Nab saw dari Abu Hrairah ra, dia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah yaitu Muharram, dan shalat yang utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam". HR. Muslim no 1163
Para uama berbeda pendapat mana yang lebih utama, puasa Muharram atau puasa Sya'ban sebagaimana yang diriwayatkan oeh Aisyah ra,
Aisyah ra, mengatakan: "Nabi saw tidak pernah puasa di satu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sua'ban, Beliau puasa Sya'ban semuanya". HR. Al-Bukhari no 197
Aisyah ra berkata: "Rasulullah saw puasa Sya'ban seluruhnya, Beliau puasa Sya'ban kecuali sedikit (yang tidak dipuasai)". HR. Muslim no 1156
An-Nawawi mengatakan: "Bahwa Muharram adalah bulan yang paling utama untuk berpuasa". (Syarah Muslim juz 8 hal 55).
Kemudian An-Nawawi memberikan dua alasan mengapa Nabi saw memperbanyak puasa di bulan Sya'ban bukan di bulan Muharram. "Pertama, Boleh jadi Nabi saw mengetahuinya di akhir hayatya dan kedua, boleh jadi karena terdapat halangan untuk puasa Muharram seperti bepergian atau sakit atau lain-liannya". (Syarhu Muslim juz 8 hal 55)
Sementara Ibnu Rajab dari madzhab Hanabilah mengatkan: "Puasa Sya'ban lebih utama dari pada puasa pada bulan-bulan Hurum (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab)
Berdasarkan riwayat Anas ra, bahwa Nabi saw ditanya tentang puasa yang paling utama, maka Beliau menjawab "Sya'ban untuk memuliakan Ramadhan". HR. At-Tirmidzi no 663. At-Tirmidzi mengatakan: Ini hadits gharib, dan shadaqah bin Musa menurut ulama tidak kuat