Belum lagi wabah Corona mereda, beberapa negara sudah dihantui oleh Resesi Ekonomi, singapura salahsatunya, ekonomi tersendat mengakibatkan lumpuhnya tatanan kehidupan bangsa. Â Singapura dikenal sebagai salah satu basis ekonomi Asia. Hampir seluruhnya ekonomi perbankan diatur disana.
Sejak wabah virus Corona merebak, mengakibatkan stagnansi ekonomi bangsa tersebut. Sektor apapun dinyatakan tidak bergerak. Belum lagi Pemerintah singapura menerapkan lock down negara untuk mencegah penyebaran virus Corona. Mengakibatkan banyak masyarakat Singapura tidak produktif.Â
Singapura sebagai basis ekonomi Asia, ekspor impor internasional. Mengandalkan kekuatan ekonomi sebagai pengendali ekspor. Namun sayangnya virus Corona mengakibatkan pergerakan ekonomi hampir dipenjuru dunia melemah. Singapura sebagai negara kecil, terancam akibat situasi tersebut. Arus ekonomi terhambat.
Singapura telah dilanda resesi karena perekonomiannya minus dua kuartal. Pada kuartal I-2020 ekonomi Singapura juga telah mengalami kontraksi hingga 2,2% secara tahunan. Pada kuartal II tahun ini ekonomi Singapura terperosok dan mengalami kontraksi hingga 41,2%. Secara tahunan ekonomi Singapura mengalami kontraksi hingga 12%.
Bagaimana dengan Indonesia, apakah timbul pengaruh signifikan, pasca resesi yang terjadi di Singapura?
Perkembangan terkini pada Juni 2020 menunjukkan ekonomi Indonesia mulai membaik seiring relaksasi PSBB. Meskipun hal itu belum kembali kepada level sebelum pandemi COVID-19.
Selain itu, beberapa indikator dini permintaan domestik menunjukkan perkembangan positif ini. Misalnya pada penjualan ritel, Purchasing Manager Index, ekspektasi konsumen, dan berbagai indikator domestik lain, yang mulai meningkat.Â
Indonesian diuntungkan dengan kekayaan alam dan sumberdaya manusianya. Indonesian mampu bertahan tanpa harus terimbas oleh Resesi Ekonomi seperti negara Singapura. Â Pemerintah sebagai leading sektor seharusnya berani mengambil kebijakan penting, dengan kekayaan alam yang ada, pemerintah saatnya berpikir dengan cepat dan tepat. Lakukan gerakan baru meskipun Corona merebak.
Explorasi tambang terus ditingkatkan, mencari sumber-sumber baru. Demikian halnya dengan kekayaan luat yang melimpah, dengan memacu peningkatan jumlah tangkapan hasil laut.
Indonesian dengan jumlah populasi Petani yang lebih banyak, pada masa seperti ini lumbung pangan adalah garda terdepan mengatasi impact dari Corona virus. Jumlah kematian meningkatkan bukan disebabkan oleh virus itu sendiri, melainkan impact dari virus tersebut, manusia tidak bisa bekerja, pasokan makanan dan logistik berkurang, jumlah orang miskin meningkatkan, kelaparan dan kematian dimana-mana.
Jumlah rakyat Indonesia yang melimpah, mampu mengontrol dan mengolah kekayaan alam tersebut.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh pemerintah, mulai dari meningkatkan kualitas sumber daya, memperbanyak lapangan pekerjaan, menggenjot nilai ekspor, melakukan perbaikan infrastruktur, hingga menyediakan kesempatan bagi masyarakat untuk berinvestasi.
Berbeda dengan Singapura, negara kecil sebesar pulau Bali, hanya mampu menggerakkan Ekonominya disektor bisnis dan ekspor, tidak ada kekayaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang melimpah.
Ini adalah momentum yang tepat Pemerintah lebih kreatif dalam menjalankan roda pemerintahan pada masa Pandemic Virus Corona.Â
Kekayaan alam dan sumberdaya manusia melimpah, terganjal kemampuan pemerintah sebagai leading sektor penggerak. Masa Corona merebak seharusnya Pemerintah lebih kreatif .
Resesi Ekonomi tidak akan menjadi menakutkan jika pemerintah mampu berpikir cerdas dan inovatif. Resesi Ekonomi tidak akan tertular jika pemerintah tidak berpikir biasa-biasa
Marudut Parsaoran Anakampun ST MM
Salak, 18 juli 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H