Mohon tunggu...
Marudut Parsaoran Anakampun
Marudut Parsaoran Anakampun Mohon Tunggu... Penulis - Hidup harus berekspresi, menulis dan berpikir.

Perjalanan hidup sesorang dimulai dari titik nol dan terbentuk sendiri oleh alam dan lingkungan. Perjalan hidup akan membentuk jati diri dan karakter . tanpa disadari kita akan dipaksa untuk membuat suatu pilihan, pilihan itu yang akan menentukan siapa kita. jiwa dan raga akan berjalan beriringan namum tidak akan bersatu. tetapi dalam satu titik ada masa untuk bertolak belakang.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pakpak Bharat Pemasok Air Danau Toba, Sayang Jadi Penonton Pembangunan

11 September 2019   00:21 Diperbarui: 12 September 2019   16:13 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danau Toba adalah danau terbesar dan terluas di pulau Sumatra. Danau Toba dijadikan sebagai ikon kebesaran suku Batak. Keindahan alam yang sangat indah, memanjakan mata si memandang, di tengah-tengahnya pulau Samosir.

Akhir-akhir ini, Presiden RI Jokowi Dodo sedang gencar-gencar merestorasi dan mengembangkan kawasan Danau Toba, menginvestasikan anggaran Negara triliunan rupiah, dengan maksud merefitalisa dan pembenahan secara menyeluruh daerah kawasan tersebut, secara khusus daerah-daerah bersentuhan langsung dengan Danau Toba.

Beberapa daerah menjadi prioritas Pembangunan, yang dianggap layak untuk dikembangkan dari sektor Kepariwisataan nya, Anggara negara telah disusun sesuai porsi masing-masing untuk menata dan membangun sektor kepariwisataan daerah tersebut, ada daerah yang mulai membangun, membenahi spot-spot pemadangan indah Danau Toba, merefitalisa jalur-jalur transportasi yang akan dilewati menuju tempat wisata. 

Membangun dan membentuk tempat wisata baru yang pandang layak dijadikan tempat wisata, penertipan dan penutupan kolam kolam keramba milik investor, karena dianggap mencemari kandungan air Danau Toba. 

Sesuatu yang belum pernah terjadi, dimana Pemerintah begitu bersemangat dan gencar-gencarnya membangun kawasan Wisata tersebut. Perhatikan khusus dan pembenahan, prioritas utama Pembangunan

Pembehan itu kelihatan sudah sangat serius dan bukan mengada-ada, pemerintah mengharapkan dengan merefitalisa Danau Toba maka akan menambah pendapatan daerah, tentunya akan menambah pendapatan masyarakat berada di sekitar daerah itu, akan semakin banyak jumlah pengunjung yang akan berwisata ke Danau Toba.

Harapan pemerintah, Danau Toba akan dijadikan sebagai salah satu tujuan destinasi wisata utama di Indonesia, baik untuk domestik maupun mancanegara.

Pembangunan Danau Toba

Dengan begitu, kawasan di pesisir Danau Toba pun agak sumringah, dengan dikaruniai Anggaran Negara yang begitu cukup besar.

Salah satu contoh Kabupaten Toba Samosir, anggaran Negara dikucurkan untuk membangun dan mengembangkan kawasan daerah wisata di sana, pembangunan jalan dan jembatan penghubung antara pulau Samosir, pelebaran jalan dan pemantapan spot-spot wisata yang layak untuk dikembangkan.

Demikian juga Kabupaten-kabupaten yang berada di sekitar kawasan Danau Toba, kabupaten tersebut mulai berbenah, berpikir kesar, merencanakan dan berimajinasi bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk mengeksekusi anggaran tersebut.

Lalu bagaimana dengan Kabupaten Pakpak Bharat? Kabupaten secara geografis tak tersentuh oleh bibir pantai Danau Toba, mungkin dengan alasan tersebut menjadi Kabupaten Pakpak Bharat tidak mendapatkan kucuran dana pembangunan. Dipandang kurang layak, tidak ada destinasi wisata berhadapan langsung dengan Danau Toba.

Tetapi kita harus mengkaji lebih dalam lagi, apa peran yang sudah dilakoni Kabupaten Pakpak dalam turut serta bagian dari Danau Toba. Kabupaten Pakpak Bharat hampir delapan puluh persen diselimuti oleh lebatnya Hutan  Lindung  belantara, Hutan Lindung tersebut berfungsi sebagai serapan air bawah tanah. Sebagai penyeimbang dan pemasok air.

Kajian itu yang seharusnya diamati lebih dalam lagi oleh Pemerintah. Pemerintah hanya memproyeksi kawasan wisata dilihat dari kacamata umum, Pemerintah terkesan lebih melihat dari spot-spot pandangan mata Danau Toba di pesisir. 

Pemerintah seakan-akan  melupakan sesuatu lebih penting disana. Dari mana datangnya pasokan air Danau Toba, bagaimana dan darimana sumber air yang dihasilkan untuk melestarikan Danau Toba tersebut, sangat Impossible rasanya Danau Toba kelihatan Indah jika tidak dipasok oleh sumber-sumber air yang cukup. 

Beberapa tahun ini juga pernah kita dengar bersama jika volume air Danau Toba lama kelamaan mulai menyusut, disamping mungkin karena musim kemarau berkepanjangan juga disebabkan oleh maraknya ilegal logging

Pakpak Bharat adalah kuncinya, dengan Bentang alam Hutan Lindung yang dimiliki, sudah sangat dipastikan Sumber air utamanya ada di daerah itu. Pakpak Bharat sebagai pemasok utama sumber air Danau Toba.

Kelihatan Pakpak Bharat hanya ditugaskan sebagai Budak Hutan lindung , bagaimana tidak, kawasan Hutan lindung di Pakpak Bharat lebih luas dari luas areal lahan pertanian untuk masyarakat, masyarakat dipaksakan menjaga dan mengakui tanah yang diolahnya adalah tanah Hutan lindung,

Kadang kala Pemerintah mengakui jika areal lahan pertanian yang dikelola oleh para petani, terregistrasi menjadi Hutan Lindung,  dari jamam  sebelum Kemerdekaan Indonesia pun itu telah digarap oleh masyarakat setempat.

Hal ini yang menyebabkan banyak para petani di Pakpak Bharat merasa ketakutan, jika dikelola maka akan berurusan dengan hukum, tetapi itu jelas- jelas telah  dimanfaatkan dari turun temurun hingga anak cucu., tanah Ulayat.

 Ini juga yang menjadi alasan warga masyarakat semakin terhimpit, terhimpit Ekonominya karena Arel pertanian untuk dikelola tidak cukup, terhimpit Keuangannya karena akses jalan tidak bisa dibuka karena berada pada kawasan hutan lindung. Terhimpit cita-cita nya menjadi kota yang besar karena tak ada ruang dan tempat untuk berekspresi.

Yang lebih parah lagi Pemerintah lebih terbuka kepada investor-investor pengelola hutan, pohon-pohon nya telah ditebas, dijual untuk dijadikan kertas.

Pakpak Bharat seharusnya dijadikan sebagai prioritas, kalau pun tidak memenuhi, ya setidaknya ikut ambil bagian dalam pembangunan itu. 

Serapan air di Pakpak Bharat sesungguhnya lebih berperan terhadap pelestarian air di Danau Toba. Jika Kelestarian air tercemari, maka sia-sialah pembangunan Wisata maha dahsyat itu.

 Meskipun Pakpak Bharat tak berhubungan langsung dengan Pandangan Panorama Wisata Danau Toba, meskipun wilayah Pakpak Bharat tak ada tempat dijadikan sebuah Kaldera wisata, tetapi Pakpak Bharat lebih diperhitungkan dalam merawat dan menjaga Air nya.

Sayangnya Pakpak Bharat dijadikan sebagai penonton,.

Marudut parsaoran.

Medan, 10/09/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun