Mohon tunggu...
Oktoviktor Limbong
Oktoviktor Limbong Mohon Tunggu... -

Pengelana.. Pembelajar... Bekerja Dengan Cinta dan Sedikit Keras Kepala

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tidak Bawa Peniti, Ditilang 150rb

18 Februari 2014   22:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_296147" align="alignleft" width="320" caption="Sekrang Damai Bukan Lagi 20.000 tapi 150.000"][/caption] Selain memperlengkapi diri dengan alat keselamatan standar, seperti helem, jacket dan mungkin sepatu (untuk perjalanan jauh) anda harus juga membawa peniti, kalau tidak anda akan kena tilang oleh polisi. Hal dialami oleh kawan saya baru baru ini. Kejadian bermula ketika rombongan kawan ini mengendarai sepeda motor dari Toraja ke  Masamba tepatnya Rabu, 12 Februari 2014.   Sekitar pukul 13.45 mereka melintas di daerah Lebang, jalan poros Toraja – Palopo.  Rombongan yang sedianya bermaksud pergi melayat kerabat yang meninggal, diditahan oleh empat orang polisi berseragam lengkap. Dilakukanlah pemeriksaan standar sebagaimana biasanya polisi, namun keanehan terlihat setelah memeriksa surat-surat, yang ternyata lengkap, mereka mulai memeriksa ‘kelengkapan lainnya’. Diantaranya adalah asesoris kendaraan, apakah membawa ban dalam cadangan, dan seterusnya. Anehnya, salah satu yang ditanyakan adalah: apakah membawa peniti atau tidak? Jelas saja rombongan tersebut kebingungan. Menurut para petugas yang dari seragam yang digunakan salah satu bernama HARYONO, peniti berguna sebagai alat untuk utak-atik busi seandainya macet di jalan. Karena itu (dan ini diantaranya yang aneh) tidak membawa peniti berarti termasuk ke dalam pelanggaran sedang dan harus membayar denda. Salah seorang dari rombongan, yang motornya baru berusia satu bulan dengan surat-surat lengkap, mengaku diminta membayar denda sejumlah Rp. 150.000 untuk pelanggaran tidak membawa peniti tersebut. “Karena kami buru-buru, kami tidak bisa berbuat banyak selain mengikuti kemauan petugas tersebut. Kami tidak yakin kalau ini benar-benar sebuah pelanggaran. Hanya saja, perdebatan yang panjang akan menyita waktu, sementara kami harus segera melayat” Demikian pengakuan UV, salah satu korban sweeping peniti tersebut. Setelah cerita ini di ceritakan melalui FB Frans Pangrante , ternyata banyak yang mengkonfirmasi kelakuan Polisi-Polisi brengsek ini. Ternyata sweeping serupa dengan yang dialami oleh rombongan pelayat ini sering terjadi dilokasi yang jaraknya beberapa kilometer sebelum masuk kota Palopo ini. Selain peniti, petugas biasanya memeriksa stiker, ban dalam cadangan, dan lain sebagainya yang tidak terkait dengan kelengkapan surat dan standar keamanan seperti kaca spion, helm, dll. Polisi-polisi ini memang menyasar para pengendara jarak jauh, yang tentunya enggan untuk berlama-lama berurusan dengan polisi, apalagi kalau harus ikuti presedur resmi tilang dengan mengikuti sidang, " liat klo lg swiping d bawah..klo org lengkap dng jaket dan sepatu sprti perjalaan jauh psti di tahan tp coba sj lewat tdk pakai helm pake baju n celana pendek seperti mau ke kebun psti tidak di tahan..." ini salah satu komentar saksi mata di lokasi kejadian lewat account FB Serahinovasishalose Dan apa yang bisa kita lakukan? untuk saat ini bersama kawan frans sebagai penisiatif pertama (memposting di FB) kami baru bisa menulis. Kawan yang mengalaminya siap dikonfirmasi bila ada media nasional yang bersedia mengangkatnya. Semoga bisa menjadi perhatian pihak yang terkait.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun