"Lapor Maakkk. Istriku udah pembukaan 1, kata bidan anak pertama memang agak lama, lusa disuruh balik ke klinik atau jika ada terasa sakit dalam waktu 5 jam ke depan," seorang teman mengabarkan tentang kondisi istrinya.
Awalnya perkiraan melahirkan istrinya di sekitar lebaran namun rupanya ada kesalahan dalam penentuan hari pertama haid terakhir sehingga saat disadari, hari perkiraan lahir mundur hampir 2 pekan. Waktunya semakin dekat, tanda-tanda melahirkan sudah makin terasa. Tiga jam setelah dia mengabari kami di grup kecil itu, lendir dan darah sudah keluar, sebuah pertanda kelahiran semakin dekat.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan banyak hal. Teman itu kerap membagikan kondisi istrinya kepada kami. Pada awal kehamilan istrinya, saya cerita pengalaman ketika hamil anak pertama 22 tahun yang lalu. Saat itu saya berburu bahan bacaan berupa buku, tabloid, dan majalah untuk mencari tahu mengenai kehamilan dan persalinan.
Dalam menghadapi kondisi baru, tentunya butuh pengetahuan untuk menjalaninya. Kehamilan merupakan kondisi luar biasa yang tak mudah menyesuaikan diri dalam kondisi tersebut. Saat itu, semua rasa penat dan tak nyaman rasanya terhapus demi melihat gambar-gambar perkembangan janin di majalah.
Teman dan istrinya segera mencari aplikasi terbaik untuk ibu hamil untuk mempelajari kehamilan dan perkembangan janin. Sebagaimana saya dahulu, mereka terhibur dengan kondisi dari masa ke masa sang janin, sebagaimana yang ditunjukkan dalam aplikasi tersebut.
Saat ini, para ibu muda dengan mudahnya mempelajari kehamilan dan perkembangan janin serta mempersiapkan diri menghadapi persalinan hanya dengan bermodalkan gadget dan internet cepat dari internet provider terbaik. Contoh aplikasi kehamilan yang bisa diunduh adalah Pregnancy Tracker dan Ovia Pregnancy Tracker.
Jangan khawatir jika merasa tak pandai berbahasa Inggris, ada juga aplikasi berbahasa Indonesia, namanya Teman Bumil. Bahkan ada juga aplikasi untuk mencari nama bayi lho, contohnya 50.000 Baby Names.
Teknologi komunikasi dan informasi pulalah yang "mempertemukan" saya dengan teman-teman yang usianya jauh lebih muda daripada saya sehingga saya bisa berbagi pengalaman saat hamil anak-anak dahulu.
Saya menikmati menjalani kehidupan berkomunitas di dunia maya yang anggotanya majemuk dari sisi usia dan latar belakang. Bukan hanya saya yang berbagi kisah dengan mereka, mereka pun membagi kisahnya sehingga saya bisa belajar banyak hal terkait kondisi kekinian yang dekat dengan keseharian ketiga anak saya yang bisa saya jadikan bahan pembelajaran tersendiri dalam menjalani peran sebagai ibu.
Saya merupakan ibu rumah tangga yang beraktivitas dari rumah namun saya tak berhenti berkembang. Sebagai peminat topik self development, saya kerap mencari pengetahuan baru yang bisa membuat wawasan dan kepribadian saya berkembang. Bahkan kondisi luar biasa semisal pandemi tidak mampu menghambat saya untuk berdaya dari rumah dengan IndiHome dari Telkom Indonesia. Waktu itu saya tetap masih bisa menghasilkan cuan dari internet melalui aktivitas menulis di dunia digital.
Banyak sekali hal tak terlupakan pada setiap fase kehidupan yang saya lalui. Menariknya, keterlibatan saya dengan internet menjadi kian intens. Sebuah hikmah saya dapatkan, yaitu meski memilih beraktivitas di rumah, saya tetap bisa berdaya. Wawasan saya tidak stuck dan saya bisa melakukan banyak hal. Jika berkenan membaca lebih lanjut, saya paparkan hal-hal yang bisa menjadikan ibu berdaya dari rumah dengan internet provider terbaik di Indonesia, yaitu:
1. Membaca
Di internet sekarang ini, banyak sekali yang mengulas topik parenting dan selalu update. Media-media online besar biasanya memiliki kategori khusus untuk perempuan, keluarga, atau parenting. Kompas contohnya, memiliki kategori Parapuan yang khusus untuk perempuan. Dalam Kompasiana.com pun banyak topik tentang perempuan dan parenting yang ditulis oleh para kompasianer.
2. Menulis
Dengan menulis, kita bisa berbagi hal-hal baik yang kita lalui dan lakukan. Sesederhana apapun itu, kebaikan seseorang biasanya berguna bagi orang lain. Jika tak berminat menjadi blogger yang memiliki website pribadi, kita bisa bikin akun di Kompasiana atau menulis catatan-catatan kecil di media sosial. Bersedekah kan tidak hanya dengan uang. Hal kecil yang kita lakukan bisa menjadi sedekah bagi orang lain, sekalipun dalam bentuk caption Instagram.
3. Ikut Pelatihan
Sekarang ini banyak sekali pelatihan online yang dilaksanakan terbuka untuk umum. Ada yang gratis dan ada yang berbayar. Baik itu menyangkut skill tertentu seperti skill menulis atau internet marketing, ada pula yang berupa kognisi. Ada waktu-waktunya Kompasiana melakukan kegiatan yang terbuka bagi umum secara online, begitu pula brand-brand besar seperti brand jasa kurir dan sebagainya. Platform khusus untuk aneka kursus juga ada, contohnya Qubisa dan Indosianax.
4. Belajar
Media sosial seperti Instagram juga menyimpan banyak informasi tempat belajar. Semisal khusus tentang pendidikan nasional bisa didapatkan dari akun Instagram @sidina.community, milik Sidina Community, mitra resmi Kemdibudristek. Secara berkala Sidina menyelenggarakan pelatihan Ibu Penggerak yang diikuti dengan ToT Fasilitator Ibu Penggerak. Untuk belajar bahasa Inggris, bisa disimak di akun @sluggish_journey dan @aaron.english.
Di Tiktok pun kita bisa belajar asalkan pandai mencarinya. Misalnya dari akun @dianaelsavonie banyak informasi mengenai kehamilan, kesehatan organ reproduksi perempuan, dan persalinan. Ada pula akun @belajarnpd yang membahas tentang narcisstic personality disorder.
Tak ketinggalan YouTube dong. Ada banyak banget informasi yang bisa diperoleh dari YouTube. Kalian pasti punya kanal-kanal favorit di YouTube. Ada pembahasan religi hingga politik di sana. Banyak yang mencerdaskan namun hati-hati juga kareana banyak yang menjerumuskan kepada pemahaman sesat.
5. Bergabung dengan Komunitas Seminat
Banyak sekali akun, kanal, ataupun grup komunitas yang bisa kita jangkau dengan menggunakan internet. Jika kalian peminat craft, bergabunglah dengan komunitas crafter. Jika kalian pelaku UMKM, bergabunglah dengan komunitas pelaku UMKM. Jika kalian penulis  maka bergabunglah dengan komunitas penulis. Dalam grup komunitas ini biasanya akan terjadi saling sharing informasi yang bisa memperkaya pengetahuan kita.
Kelima hal ini jika benar-benar dijalankan, in syaa Allah bisa membuat kita berdaya meski keseharian kita di rumah saja. Sebagai pengguna IndiHome, saya merekomendasikan menggunakan internet dari Telkom Indonesia ini karena sudah terbukti keandalannya.
Kebutuhan internet kami berlima di-supply oleh IndiHome. Saya dan suami menggunakannya untuk keperluan belajar dan bekerja, anak-anak menggunakannya untuk keperluan belajar dan hiburan. Setiap harinya kami pasti memutar video, baik dari YouTube ataupun media sosial, lumayan tuh, tetap saja semuanya bisa menggunakan internet.
Sesekali pula saya, suami, anak sulung, dan anak tengah melakukan online meeting. Pendeknya, semua kegiatan kami dalam berbagai aspek kehidupan terbantu berkat IndiHome. Bagaimana dengan kalian? Sudahkah berdaya dengan IndiHome?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H