Di lini tengah kedua tim ada nama Toni Kross dan Koke. Nama yang pertama disebut tercatat telah melepas operan sebanyak 969 dengan tingkat akurasi mencapai 95%. Kross hanya kalah dari pemain PSG, Thiago Motta (988) operan. Dalam aspek operan kunci dan akurasi kedua pemain ini nyaris memiliki kemampuan yang sama meski Kross masih sedikit unggul. Namun demikian, kredit khusus justru diberikan pelatih Diego Simeone kepada gelandang Madrid, Casemiro. "Untuk skuad yang seimbang, Casemiro adalah pemain yang sangat penting. Casemiro memungkinkan membantu reorganisasi tim saat kehilangan bola dan mengatur potensi serangan mereka," ujarnya.Â
Prediksi
Head to Head kedua tim:
05/10/15 Atlético Madrid 1 - 1 Real Madrid
23/04/15 Real Madrid 1 - 0 Atlético Madrid
15/04/15 Atlético Madrid 0 - 0 Real Madrid
07/02/15 Atlético Madrid 4 - 0 Real Madrid
16/01/15 Real Madrid 2 - 2 Atlético Madrid
Di atas kertas, mungkin Real Madrid lebih diunggulkan ketimbang Atletico. Dari segi kemampuan individual pemain dan juga pengalaman bermain di final. Sejarah perjalanan klub dan juga jumlah tropi yang diraih ibarat langit dan bumi apabila membandingkan kedua tim. Madrid yang mengklaim sebagai  'Raja Eropa' dengan koleksi 13 gelar juara eropa tentu berbanding terbalik dengan Atletico yang belum pernah sekalipun mencicipi gelar prestisius tersebut. Jika ini adalah tolak ukur maka Real Madrid jelas jadi unggulan.
Tapi mengenai motivasi anda tidak boleh sepele. Pasukan DiegoSimeone terkenal dengan perjuangan spartan anak asuhnya. Sang pelatih berhasil menyuntikan motivasi berapi-api kepada pemainya sehingga mampu bermain secara kolektif, tenang dan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik saat berada di atas lapangan. Terbukti bahwa tim-tim favorit juara berhasil mereka singkirkan berkat perjuangan gigih dan kolektivitas tim. Bagi mereka statistik tidak berarti apa-apa tanpa hasil yang positif berupa kemenangan. Jika memperagakan laga yang sama seperti saat melawan Barcelona dan Bayern, maka dapat dipastikan kubu Real Madrid akan mendapat masalah yang besar. Tahap perpanjangan waktu dan adu pinalti mungkin menjadi opsi terbaik bagi AtleticoMadrid.
Namun demikian, sebuah hasil pertandingan tetaplah ditentukan oleh 11 vs 11 pemain yang berjibaku dilapangan pada waktu normal 2x45 menit. Dan perlu diingat kembali bahwa ini adalah laga final. Jika berkaca pada final-final sebelumnya, sebuah laga final selalu tampil lebih terbuka dibanding pada saat perempat maupun semi final. Layak ditunggu, tim manakah yang keluar sebagai juara UCL 2015/2016 kali ini. Prediksi penulis Real Madrid 2 vs 1 Atletico Madrid.
Tim manakah yang menjadi jagoan Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H