Mohon tunggu...
Martony Calvein Kakomole Kuada
Martony Calvein Kakomole Kuada Mohon Tunggu... Perawat - Motivissioner

Martony Calvein Kakomole Kuada Founder: Perawat Peduli Indonesia "Aku Bangga Jadi Perawat" Owner Copita Coffeeshop Owner: Copita CoffeeShop "The Legendary Coffee Taste"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Suka Duka Pebisnis Pemula

16 Februari 2018   23:56 Diperbarui: 17 Februari 2018   00:51 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersama beberapa orang teman kami merintis bisnis berupa sebuah foodcourt. Bisnis foodcourt ini terletak di kota Medan, Sumatera Utara.

Kami memulai usaha ini sejak sekitar 6 minggu yang lalu. Beragam sajian makan dan minum ada disana. Kopi Single Origin, teh, jus dari buah segar, mie goreng, mie rebus, ayam geprek, sop, soto, burger, hot dog, roti bakar, lontong, nasi gurih dan beragam jajanan lainnya ada di sini.

Kami, hadir dengan menyajikan kopi single origin dengan penyajian manual brew. Ketika pelanggan datang, dia bebas memilih jenis kopi sesuai seleranya. Barista di Copita (nama tenant kami) akan memandu Anda untuk mengenali ragam kopi yang kami sediakan. Setelah Anda menentukan pilihab jenis kopinya, Barista Copita akan memastikan pula alat manual brew mana yang seharusnya Anda gunakan. 

Karena, setiap varian kopi memiliki ke khasan, sehingga pengolahan hingga penyajiannya juga berbeda. Semua tergantung selera dan permintaan pelanggan (copiter). Barista copia akan dengan setia menuntun bahkan menunjukkan semua proses sejak pemilihan kopi hingga siap untuk diseruput oleh para copiter.

Di Copita CoffeeShop, alat manual brew yang digunakan antara lain V60, vietnam drip, shypon coffee maker dan presso.

Dalam waktu 6 minggu ini alhamdulillah pelanggan baru sudah mulai bertambah. Walaupun jumlah per harinya fluktuatif.

Kondisi ini menyebabkan penghasilan yang tak menentu dan belum mencapai hasil maksimal. Target sudah dibuat, namun rejekinya yang belum datang juga.

Memang, kata orang tua kita dulu, rejeki itu harus dijemput kalau tak sabar menunggunya datang.

Tak sedikit dari kami yang mulai khawatir akan kelangsungan usahanya. Ada yang sudah mulai uring-uringan untuk bwrjualan. Ada pula yang memutuskan tak berjualan dalam beberapa hari belakangan.

Kalau bahasa anak jaman now, hampir aemua pada galau. Tapi kami memiliki Barista yang luar biasa bersemangat. Bukannya ikut lemas, malah kondisi ini memacunya untuk berinovasi dan mengalahkan tantangan ini.

Ketika yang lain memutuskan libur, dia tetap beraemangat untuk berjualan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun