Prinasip yang ia pegang teguh adalah "Rejeki itu ditangan Allah. Yang penting kita buka saja warung nya. Kalau rejeki pasti akan ada pelanggan yang datang"
Dalam pandangam beliau, tak boleh kita berprasangka atau memprediksi apapun yang akan terjadi beberapa saat kedepannya.
Karena, bisa jadi kita prediksi tak akan ada pelanggan yang datang, ternyata karena itu rejeki kita, maka pelanggan pun ramai yang datang.
Terus dia meyakinkan dirinya dan menguatkan energi itu kedalam dirinya.
Sehingga...ketika kami buka ketika yang lain tutup, alhamdulillah pelanggan tetap ada yang datang.
Makanya kalau kata teman yang sudah sukses berbisnis terlebih dahulu bahwa kalau ingin membuka sebuah badan usaha, kita harus save "mengalokasikan" dana talangan sampai cukup membayar gaji karyawan dan keperluan lainnya untuk 6 bulan kedepan.
Kalau itu tak dipersiapkan, maka akan terasa sangat kuat oleh yang menerpa perahu kita.
Bagi tim copita,kondisi yang dialami saat ini adalah tantangan untuk membuktikan bahwa Copita termasuk salah satu calon pesain kuat pergerakan kopi dunia.
Keyakinan mencapai itu lah yang membuat kami terus memutar otak agar pelanghan terus bertambah sehingga kebutuhan kami selama 6 bulan kedepannya bisa terpenuhi. Hingga akhirnya perahu kami akan melaju si ombak yang mengyun kami untuk bisa tidur pulas dalam desiran sepoi angin laut yang menenangkan.
Wassalam.
Martony Calvein Kakomole Kuada