Mohon tunggu...
NuNo Marbun
NuNo Marbun Mohon Tunggu... -

sama seperti Batik dan Istana, orang seperti kami juga Asset Bangsa dan Negara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Beye Hanya Mantan yang Ingin Selalu di Ingat

29 Agustus 2016   21:42 Diperbarui: 29 Agustus 2016   21:45 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kritikan Pak Beye terhadap Pemerintahan Bapak  Jokowi bagi Istana di anggap obat kuat karena jika melihat gaya pemerintahan Bapak Jokowi sangat berbeda dengan Pemerintahan sebelumnya (ehem…ehem..) yang dulu focus pada pembelaan, pemerintahan kini yang focus pada kerja..kerja dan kerja, Pemerintahan Bapak Jokowi sangat yakin jika Kritikan Pak Beye di tanggapi dengan data akan menjadi mainan media dan lawan politik, Cerdas menurut saya..

Dan jika kita bermain data pasti semua pemerintahan punya klaim yang sama atas keberhasilan pemerintahannya,  lalu apa yang menarik yang harus dibahas?

Ini dia..

1. Berhubung olimpiade masih hangat dengan 1 emas dan 2 perunggu milik kita, ada enaknya jika kita hubungkan dengan kritikan pak beye.

Ada yang pernah lihat olahraga lari, pada cabang olahraga tersebut ada perlombaaan yang melibatkan tongkat, yes…lari estafet..

Keberhasilan pelari paling akhir bukan karena factor dirinya sendiri begitu pula kegagalan pelari akhir bisa dan besar pengaruh dari pelari-pelari sebelumnya.

Apakah Pak Beye sebegitu lupanya soal hal ini, bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintahan Bapak Jokowi adalah bentuk kesinambungan dari Pemerintahan sebelumnya, Tongkat estafet Pak Beye yang kini dilanjutkan oleh Pak Jokowi.

Pemerintahan sekarang yang sudah berada pada tahun kedua bisa jadi dan pasti bekerja untuk mengejar ketertinggalan bahkan memperbaiki kebobrokan dari pelari sebelumnya.

2. Pak beye mungkin adalah tipikal Politikus Pesolek dan Pesohor di muka Publik, seluruh kebijakan sebisa mungkin menyenangkan public dan semua keadaan sebisa mungkin terlihat cantik dari Luar.

Bagi Pak Jokowi kesadaran akan Memperbaiki membawanya pada Gaya Kepemimpinan yang semuanya harus diperbaiki dari akar.

Sektor Perkeretapian, Pelabuhan, Bandara, Laut dan Kemaritiman bisa jadi sebagai hal yang dikritik belum maksimal dirasakan oleh Masyarakat umum, tapi Masyarakat juga sepertinya semakin cerdas dengan merasakan bahwa semua sector tersebut perlahah semakian membaik, jalur kereta api yang diperpanjang, Bandara yang diperbaiki, Laut yang semakin di awasi dan Wacana kemaritiman yang semakin dimatangkan.

2 Tahun awal apa yang mau di harapakan dari pemerintahan Jokowi, beliau memulai dari awal, beliau mempebaiki kebobrokan dan beliau bekerja lebih cepat atas kelemahan pelari sebelumnya.

3. Gaya Pak Beye justru menggambarkan bahwa di mulut Bapak Etika Politik Indonesia terancam, Indonesia sudah lelah dengan personal-personal pecundang yang kalah di Pemilu yang hari ini masih bekerja hanya untuk memperburuk kondisi, lalu Kritik Bapak ini jika Bapak pahami bukan justru membuka Kebobrokan pemerintahan Jokowi tapi justru kebobrokan Internal Partai Bapak Sendiri. Bapak punya Perwakilan di DPR yang ditugaskan sebagai pengawal dan pengawas Kinerja Pemerintahan, melalui mereka harusnya Kritikan ini bisa disampakian, melalui mulut mereka harusnya Kritikan ini kami dengar. Meski di Partai Bapak punya Posisi yang memungkinkan untuk mengeluakan Suara kritikan tapi bagi kami Status Mantan Presiden adalah sesuatu yang abadi melekat.

Pada akhirnya kami bingung apakah Bapak benar-benar kehilangan Ruhut sang pembicara public yang handal atau sedang berusaha menggantikan.

Kami bukan public yang melarang kritikan tumbuh dari orang yang salah, meski kami merasa 10 tahun Indonesia tidak kemana-mana, tapi sebagai Mantan Presiden yang bagi kami adalah seorang Negarawan, kami hanya meminta bantu dengan Supportlah Pelari yang kini membawa tongkat estafet anda.

Bagi Kami semua presiden adalah  Satu Team Pelari, bahwa apa yang anda hasilkan masa lalu menetukan hari ini dan hari ini menetukan apa yang akan terjadi ke depan.

Saya pernah membaca di salah satu akun media sosia “jangan pernah bebani Pengkritik dengan Tugas Memperbaiki karena Tugas dia hanya mengkritik dan Tugas yang dikritik untuk memperbaiki”, jangan sampai kami mengambil kesimpulan bahwa memang Passion Bapak adalah Mengkritik bukan memperbaiki sehingga kami sadar bahwa kami menyerahkan Negara ini 10 tahun kepada tangan yang salah, bisa jadi sih karena mengikuti jalan Iwan Fals mengkritik dengan Lagu dan Menerbitkan Album adalah jalan yang rumit juga..hehehehe

Akhirnya saya cuma menyampaikan Apresiasi bagi Bapak Jokowi yang tidak terlalu ambil pusing atas kritikan Sang Mantan dan menganggapnya sebagai obat kuat, Kebaikan Pak Jokowi akan dirasakan sekalipun bagi orang buta dan didengar sekalipun bagi orang tuli.

Mantan memang selalu menjadi orang yang ingin tampil untuk dikenang, pahamilah Pak Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun