Belajar tanpa tahu arah dan tujuan senantiasa menuntut pendidik dan anak didik pada kekelaman budi dan hati hingga pada waktunya terperosok pada ketumpulan logika, kebebalan nurani, dan kehampaan komitmen diri. Belajar dengan tujuan menjadi jalan yang ampuh untuk menata hari." (Audacia) "
Boni seringkali pusing setiap pulang sekolah karena memikirkan pelajaran-pelajaran yang baru saja dipelajari hari itu. Tak jarang Boni terbengong bingung di kamar kosnya, membayangkan dan meraba-raba maksud dari pembelajaran hari itu. Boni sesungguhnya adalah anak yang sangat bersemangat untuk belajar. Dia anak yang relatif mandiri, sebagai anak luar kota dan harus tinggal di kos sehingga segala sesuatunya mengatur sendiri.
Belajar Matematika di hari itu membuat Boni bingung tujuh keliling karena penuh dengan rumus dan latihan-latihan soal. Sulit baginya mencerna arah pembelajaran itu mau ke mana dan apa manfaatnya dalam kehidupan keseharian. Belum ditambah lagi pelajaran selanjutnya dengan Sejarah, pembelajaran dipenuhi dengan hafalan-hafalan tentang berbagai renak-renik peristiwa sejarah. Ada sesuatu yang kurang, yang dirasakan oleh Boni dalam pembelajaran. Justru perasaan terbebani dan jenuh dalam menjalani proses pembelajaran.
Pembelajaran layaknya orang melakukan sebuah perjalanan sehingga membutuhkan tujuan yang jelas dan menarik. Tujuan pembelajaran sejatinya terumuskan dengan baik dan menarik sehingga arah pembelajaran menjadi jelas bahkan terukur. Boni akhirnya sungguh merasakan pembelajaran yang jelas arahnya dalam pelajaran Kimia di mana tujuan pembelajaran disampaikan di awal pertemuan. Bahkan, tujuan yang disampaikan sungguh-sungguh memberikan gambaran proses yang akan dilalui sekaligus hasil akhir yang begitu menantang tentang analisis dampak bahan kimia dalam makanan sehari-hari.
Merdeka untuk Mencapai Tujuan
Merdeka belajar sejatinya memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam menata hati dan pikiran dalam memulai dan menikmati proses pembelajaran. Merdeka belajar tidak berorientasi pada transfer materi, tapi lebih berfokus pada pengembangan mentalitas belajar yang merdeka dan penuh makna. Pola-pola lama dalam pembelajaran yang sangat berorientasi pada pemahaman materi dan uji pemahaman hingga menghasilkan skor hasil sejatinya mulai diubah ke dalam paradigma pembelajaran holistik, belajar untuk hidup dan dari hidup itu sendiri.
Boni merasakan betul kondisi batin yang jelas dan nyaman dalam menjalani proses belajar dengan tujuan yang jelas dan menantang. Belajar Kimia tidaklah mudah bagi Boni namun lebih tidak mudah lagi ketika tidak tahu tujuan dan arah pembelajarannya. Tujuan pembelajaran memberikan gambaran yang holistik bagi Boni untuk mengetahui proses dan tantangan dalam pembelajaran itu, layaknya sebuah peta ataupun rute perjalanan akan memberikan informasi yang cukup mendalam dalam sebuah perjalanan wisata. Tujuan memberikan informasi yang membuka mata hati dan budi dalam melangkah ke depan.
Para pendidik senantiasa memiliki kemerdekaan untuk menentukan tujuan pembelajaran yang bermakna. Merdeka belajar memberikan peluang yang positif bagi para pendidik untuk mendesain pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan, dan bermakna. Selain itu, merdeka belajar mendorong para pendidik memformulasikan tujuan pembelajaran yang mengolah pribadi anak secara menyeluruh, tidak hanya sekadar mendorong perkembangan kognitif belaka.
Sebuah harapan besar, tujuan pembelajaran yang baik dan bermakna itu akan memberikan proses belajar bagi anak-anak yang menyenangkan dan bermakna bagi kehidupan nyata mereka, tidak sekadar teori belaka. Anak-anak zaman sekarang sudah seharusnya didorong untuk belajar dari realita hidup mereka dan untuk kesiapan menjalani hidup mereka sendiri. Belajar bukan lagi semata-mata hanya urusan teori dan buku teks, namun lebih dari itu belajar sudah waktunya menjadi dinamika kolaboratif dan sinergis dalam kehidupan.
Merdeka Belajar, Merdeka Hati dan Budi
Pengalaman Boni dalam kebingungan saat mengikuti pembelajaran sejatinya menjadi batu loncatan yang baik dalam merefleksikan pembelajaran yang memerdekakan pendidik dan anak didik. Pembelajaran seharusnya tidak memberikan kebingungan dan kekelaman, sebaliknya pembelajaran bermakna justru memberikan kejelasan dan tantangan semangat untuk meraih kebaikan-kebaikan di dalamnya.
Tujuan yang jelas saat memulai pembelajaran merupakan sarana yang baik memberikan kemerdekaan hati dan budi bagi anak-anak untuk siap dan semangat memulai pembelajaran menggali setiap makna di dalamnya. Tujuan yang memberikan tantangan positif bagi anak-anak adalah sebuah inspirasi dan motivasi batin yang konstruktif untuk mengolah dan berkembang secara menyeluruh bagi anak-anak sehingga mereka menjadi pribadi yang seimbang dalam budi, hati, dan karakter diri.
Tujuan yang pasti akan memberikan dampak yang berbeda dalam diri Boni. Tatkala dia bergulat dengan pembelajaran Matematika dan Sejarah yang terus bergulat dengan teori dan tanpa tujuan yang jelas dan menantang, Boni akan menghabiskan waktu dan dirinya dengan rasa frustrasi dan kebingungan yang tiada henti. Beda halnya dengan belajar Kimia, Boni menemukan arah dan tantangan yang jelas dalam menelusuri dan bergulat dengan kenyataan keseharian terkait bahan kimia dan makanan sehari-hari. Ada daya manfaat dan daya tantangan yang menggerakkan budi dan hatinya untuk menikmati proses pembelajaran tersebut.
Akhirnya, belajar sudah waktunya memberikan kemerdekaan hati dan budi dalam menjalaninya sehingga memberikan kesempatan yang luas untuk menggali makna dan manfaat dalam setiap proses pembelajaran. Merdeka belajar senantiasa selalu membuka jalan untuk mengembangkan segala potensi diri untuk berkembang dan berdaya guna bagi diri, sesama, dan semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H