"Ilmu pengetahuan hanya akan tetap menjadi ilmu usang dan pada akhirnya menjadi tumpukan sampah keilmuan yang menjengkelkan tanpa jejaring makna dalam kehidupan nyata. Kolaborasi pengetahuan dan kehidupan sejatinya melahirkan kesadaran dan komitmen aktif. " (Audacia)
Alan sangat menyukai pelajaran yang bernuansa bahasa, seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, atau bahasa asing lainnya. Setiap kali pelajaran bahasa, dia sangat antusias dan bersemangat untuk mempraktikkannya dalam keseharian.Â
Di kalangan teman-temannya Alan memang terkenal sebagai si jago bahasa. Bahkan Alan belajar secara otodidak di internet dan suah lumayan menguasai Bahasa Spanyol, Bahasa Belanda, dan Bahasa Jerman.
Alan mengalami kesusahan bahkan sangat tidak menyukai pelajaran matematika. Menurutnya, Matematika hanya berisi rumus-rumus rumit yang merepotkan dan menyusahkan saja. Dia benar-benar tidak menemukan semangat ketika harus belajar Matematika. Setiap kali akan belajar matematika, dia merasa mules dan pusing.Â
Beberapa teman kelasnya sudah berusaha mengajari Alan setiap kali pulang sekolah atau ketika ada pekerjaan rumah namun Alan tetap saja belum bisa menemukan asyiknya belajar Matematika.
Saat naik kelas, di kelas tersebut Alan mendapatkan Guru Matematika yang baru, Pak Billy namanya. Semuanya berjalan normal dan seperti biasanya. Alan tampak tidak bersemangat mengikuti pelajaran.Â
Namun, hari itu Pak Billy mengawali pembelajarannya dengan game unik seputar Matematika. Bahkan dalam pembelajaran itu, Pak Billy mengajarkan Matematika dalam penerapannya sehari-hari. Alan tampak mulai tertarik dengan Matematika. Dan benar, hari-hari selanjutnya Matematika menjadi pelajaran yang dinanti-nanti Alan dan teman-teman sekelasnya. Akan ada dinamika dan pembelajaran model apa lagi?
Pembelajaran sejatinya bukan sekadar transfer ilmu pengetahuan belaka, ada yang jauh lebih penting dari semua itu, pembelajaran dalam ruang lingkup kehidupan nyata. Alan yang dari tidak suka samasekali dengan Matematika menjadi begitu antusias untuk belajar Matematika karena menemukan daya guna dan daya kemanfaatan segala ilmu Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Alan dan teman-temannya menemukan kesadaran yang menakjubkan bahkan menyenangkan antara ilmu pengetahuan dan fakta keseharian.
Membangun Kesadaran Penuh Makna
Belajar kadangkala erat kaitannya dengan suka atau tidak suka, seperti halnya Alan suka belajar yang terkait bahasa dan tidak suka Matematika dengan teori dan rumus rumit.Â
Suka dan tidak suka juga erat kaitannya dengan munculnya kesadaran dalam diri. Ketika ada kesadaran yang positif dan terkadang mengagumkan, mampu menggerakkan pribadi pada rasa suka bahkan menggelutinya secara mendalam. Alan mulai menemukan kesadaran baru tatkala belajar Matematika bersama Pak Billi. Ada ketertarikan yang membuatnya minat dan antusias belajar.
Merdeka belajar sesungguhnya berfokus pada kemerdekaan setiap pribadi untuk mendapatkan atau menemukan kesadaran diri yang menggerakkan budi dan hati untuk belajar yang berorientasi pada kehidupan. Menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dalam mewujudkan merdeka belajar, bukan semata-mata berfokus pada merdeka dalam pengembangan materi namun penting juga mempertimbangkan daya usaha membuka kesadaran edukatif.
Ketika Alan belajar Matematika hanya terus-menerus berkutat pada teori dan soal, rumus dan konsep, ada kejenuhan pikiran dan hati dalam proses belajar.Â
Beda halnya, ketika Alan mendapatkan pola pembelajaran yang menyenangkan dan unik lewat game (permainan) Matematika, rupanya Matematika itu asyik dan menyenangkan.Â
Lebih lanjut, Alan menemukan makna nyata dalam kehidupan ketika belajar Matematika bersama Pak Billy. Teori dan rumus Matematika ternyata sangat aplikatif dan implementatif dalam keseharian.
Kekuatan makna dalam setiap pembelajaran sejatinya menjadi kekuatan pula bagi merdeka belajar. Setiap pengalaman belajar sejatinya penuh makna atau dengan kata lain harus selalu dimaknai sehingga pengalaman belajar itu menjadi pengalaman yang berharga untuk kehidupan nyata. Anak didik belajar pelajaran apapun dengan materi tertentu sudah seharusnya mendapatkan makna hidup yang berdaya guna.
Belajar untuk Berkomitmen
Pengalaman Alan dalam belajar Matematika menjadi sebuah pembelajaran yang bermakna bagi pengembangan merdeka belajar di negeri tercinta ini. Anak-anak bisa belajar dengan nyaman, senang, dan penuh makna adalah sebuah kewajiban mutlak bagi proses merdeka belajar. Pendidikan atau dalam ruang lingkup pembelajaran sejatinya mampu menumbuhkan komitmen di lingkungan sekolah untuk antusias belajar, baik bagi anak didik maupun pendidik.
Penting bagi pendidik belajar untuk membangun komitmen menjadi manusia pembelajar. Mengajar adalah proses belajar yang penuh makna. Dengan berbagai karakter anak, pendidik akan didorong untuk mengembangkan pembelajaran dan pendampingan yang beragam dan bermakna.Â
Dengan perkembangan dunia begitu cepat, para pendidik pun akan belajar beradaptasi dan memodifikasi pembelajaran yang kontekstual dan bermakna. Menjadi pendidik sejatinya siap sedia dengan habitus belajar sebagai bentuk komitmen diri dan profesi, belajar sepanjang hayat.
Penting pula pendidik mengusahakan pembelajaran bagi anak-anak yang membangkitkan antusiasme, memberi makna kehidupan, dan membangun komitmen diri untuk berkembang.Â
Pada akhirnya, proses pendidikan menjadi proses partisipasi aktif bagi seluruh komunitas belajar untuk merdeka belajar dan menjadi manusia utuh dalam pikiran, nurani, dan komitmen diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H