Eksistensi setiap pribadi di dalam kelas harus diperjuangkan oleh pribadi, guru, dan seluruh anggota komunitas karena hal itu adalah esensi dari sebuah kemerdekaan untuk belajar. Rasa diterima dan dihargai sejatinya menjadi kebutuhan vital setiap pribadi di lingkungan edukatif sehingga setiap pribadi mempunyai keleluasaan untuk mengeksplorasi diri dan mengaktualisasikan ide dan perasaannya. Mahar sungguh-sungguh merasakan keleluasaan itu setelah lingkungannya menerima dan mengenalnya dengan cara yang sederhana, memanggilnya dengan "Mahar".
Seringkali proses pendidikan ataupun pembelajaran di sekolah lupa bahwa betapa besarnya pengaruh mengenal nama satu sama lain. Secara psikologis, setiap pribadi akan senang dikenal dan dipanggil dengan namanya. Secara sosial, panggilan dengan nama memberikan kenyamanan tersendiri sebagai tanda diterima dan diakui keberadaannya sehingga keberadaannya diperhitungkan sebagai anggota komunitas.
Pada akhirnya, merdeka belajar senantiasa memberikan fokusnya pada eksistensi setiap pribadi yang terlibat di dalamnya. Biarlah setiap anak dalam lingkungan pendidikan mendapatkan kemerdekaannya, merasa nyaman, diakui, dan dihargai. Biarlah anak-anak belajar dengan penuh kemantapan tanpa keraguan dan kekhawatiran. Biarlah anak-anak bergembira dalam setiap dinamika pendidikan sehingga mampu menemukan semangat dan makna dalam setiap aktivitasnya. Seperti halnya Mahar telah mendapatkan kemerdekaannya dalam belajar, sebuah harapan besar bahwa anak-anak di negeri ini pun dapat bergembira belajar. Mari mengenal satu per satu setiap anak didik dalam semangat merdeka belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H