Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Memberikan Motivasi yang Produktif pada Orang Lain

22 Mei 2024   05:05 Diperbarui: 22 Mei 2024   05:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motivasi mampu menggerakkan jiwa untuk bergerak. Sumber: svipolylatur.org

Penulis Sydney J. Harris pernah berkata, "Manusia ingin dihargai, bukan dibuat terkesan. Mereka ingin dianggap sebagai manusia, bukan papan uji reaksi bagi ego orang lain. Mereka ingin diperlakukan sebagai tujuan hidup mereka sendiri, bukan sebagai sarana demi memuaskan keangkuhan orang lain."  Memanusiakan manusia sejatinya menjadi esensi dalam relasi kehidupan yang penuh dengan dinamika dan sarat dengan makna.

Seringkali niatan motivasi kita pada orang lain menjadi kamuflase yang hebat atas kepentingan dan keuntungan pribadi kita. Orang lain menjadi alat bagi kita untuk mencapai tujuan atau kepentingan pribadi sendiri. Seolah-olah ada niatan baik memotivasi orang lain agar orang itu bertumbuh kembang, namun jauh dari niat itu adanya ego yang begitu besar demi kesuksesan pribadi. Inilah ego yang begitu jahat dalam diri yang mampu disamarkan dalam motivasi yang penuh narasi dan ilusi.

Motivasi mampu menggerakkan jiwa untuk bergerak. Sumber: svipolylatur.org
Motivasi mampu menggerakkan jiwa untuk bergerak. Sumber: svipolylatur.org
Seorang pemimpin atau ketua tim kerja tampak begitu berapi-api dan bersemangat memotivasi bawahannya untuk memiliki loyalitas dan integritas dalam kerja. Dengan demikian, sebuah harapan besar bahwa target bisa tercapai sehingga memperoleh kesuksesan. Dalam sebuah perjalanan dan dinamika kerja, jika ada kesalahan maka laporan yang diberikan ke atasan adalah anggota tim tidak bisa kerja secara efisien dan efektif. Namun, tatkala berhasil dalam mencapai target maka laporan ke atasan adalah berkat strategi yang digagasnya sangat jitu. Motivasi itu menyamarkan niatannya untuk sebuah keuntungan pribadi seperti kenaikan jabatan atau promosi yang lainnya.

Motivasi yang semu sebenarnya mampu membunuh nurani dalam diri sehingga menutup segala kebenaran yang ada. Jika menguntungkan maka akan menjadi milik diri dan diakui sebagai prestasi diri. Jika tidak menguntungkan, maka menjadi tanggung jawab di luar dirinya. Waktunya memurnikan motivasi diri dalam membangun relasi yang sejati sehingga tidak ada yang menjadi alat atau diperalat oleh motivasi itu.

Setiap manusia ingin dihargai eksistensi dan kinerja dirinya maka motivasi sudah selayak dan sepantasnya ditempatkan pada porsi dan posisinya yang benar. Ketika kita ingin memotivasi orang lain maka motivasi itu sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidup mereka, bukan menjadi sarana bagi kita untuk mencapai tujuan hidup kita. Pikiran yang positif dan nurani yang benar dalam diri akan selalu senang, bangga, dan turut bergembira ketika orang yang dimotivasi berhasil dan mencapai tujuannya. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa motivasi itu tidak dimanipulasi untuk kepentingan dan keuntungan sendiri.

Ketulusan dalam memberikan motivasi senantiasa memberikan produktivitas sejati bagi orang yang dimotivasi karena tidak ada kepura-puraan, manipulasi, dan reduksi dari tujuan yang sesungguhnya. Orang yang memiliki habitus baik dalam memberikan motivasi dalam keluarga, kantor, sekolah, lingkungan, masyarakat, komunitas, lembaga, instansi, kelompok, grup, dan lainnya senantiasa hidupnya akan bahagia dan gembira karena aliran kebaikan yang selalu mengalir dalam nadinya dan merasuk dalam hati dan budinya. Mari memotivasi dengan tulus tanpa harus menghitung keuntungan pribadi yang didapat darinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun