Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lampaui Prasangka, Berkomitmen pada Kebaikan dalam Hidup

9 Mei 2024   05:05 Diperbarui: 9 Mei 2024   05:10 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasangka merusak hati dan budi, serta mengacaukan tatanan. Sumber: entrepreneur.com

Penulis novel Prancis, Andre Gide pernah berkata bahwa "otak yang tidak berprasangka mungkin merupakan hal yang langka di dunia ini." Mungkin sulit untuk menemukan orang yang tidak berprasangka samasekali dalam hidup ini. 

Kita sering memiliki prasangka tertentu terhadap orang lain karena situasinya, pekerjaan, gerak-gerik, latar belakang keluarga, ras, komunitas, dan banyak hal yang terkait. Prasangka dengan mudah muncul dalam pikiran dan benak kita tatkala ada sesuatu yang menimbulkan pertanyaan tertentu.

Sejatinya prasangka membatasi kita dalam banyak hal, bahkan sudah membuat pagar sendiri terhadap pikiran dan hati kita. Bahkan banyak orang sangat mempercayai prasangka itu sebagai kebenaran yang padahal belum jelas tingkat kebenarannya. 

Akibatnya, banyak orang tersesat dalam pikiran dan perasaannya sendiri sehingga jatuh pada fitnah dan penghakiman sepihak belaka. Pada akhirnya, prasangka akan runtuh ketika kebenaran itu sungguh-sungguh nyata dalam fakta dan realita.

Pribadi yang terselubungi oleh prasangka sebenarnya ada dalam belenggu sehingga ada ketidakberdayaan dalam dirinya untuk mencari tahu kebenaran dan kebaikan yang sesungguhnya. Tak jarang hati yang terbelenggu prasangka melahirkan keresahan, kecemasan, kekhawatiran, dan kejahatan batin yang menjadikan dirinya sendiri semakin terperosok dalam kekelaman hidup.

Penulis novel Gwen Bristow juga pernah berkata, "Kita dapat memperoleh dunia baru yang kita inginkan, jika kita memiliki cukup kemauan untuk meninggalkan prasangka kita, setiap hari dan di mana saja. Kita dapat membangun dunia ini, jika kita mempraktikkan sekarang apa yang pernah kita katakan akan kita perjuangkan." Jelaslah bahwa meninggalkan prasangka pasti membuahkan kebaikan dan keuntungan untuk diri, sesama, dan dunia. Kita perlu merobohkan tembok prasangka yang ada dalam pikiran dan hati kita untuk maju dan berkembang.

Berpikir dan berlaku positif lebih mengembangkan hidup. Sumber: sunwarrior.com
Berpikir dan berlaku positif lebih mengembangkan hidup. Sumber: sunwarrior.com
Orang dengan mudah berprasangka, namun begitu sulit untuk meninggalkannya. Kita dengan mudah berpikir yang negatif tentang orang lain, namun melihat hal positif dari orang lain hampir sangat sulit. Celakanya, hal positif dari orang lain seperti ketekunan dan keuletan dalam bekerja dapat dipandang negatif.

Saatnya belajar berpikir positif, belajar meninggalkan prasangka. Ada begitu banyak kesempatan dalam hidup di depan kita tatkala kita lepas dari kurungan prasangka. Berpikir jernih dan berhati bening dalam melihat setiap gejala kehidupan yang ada. Mengenali segala prasangka dalam diri dan merobohkannya. Waktunya untuk melangkah maju dalam segala dinamika kehidupan ini dengan semangat dan langkah positif. Hidup hendaknya tidak disia-siakan untuk menumbuhkembangkan prasangka. Sebaliknya, hidup menjadi kesempatan yang bermakna untuk menumbuhkembangkan kebaikan, kebajikan, kearifan, dan keluhuran budi dan hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun