Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bakat Tanpa Kerja Keras Itu Sia-sia

15 Maret 2024   07:07 Diperbarui: 15 Maret 2024   07:33 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengembangan sepanjang hayat. Sumber: https://elearningindustry.com

Penulis Stephen King pernah menjelaskan bahwa "bakat itu lebih murah dari garam meja. Yang membedakan orang berbakat dan orang yang berhasil adalah banyak kerja keras". Bakat adalah anugerah yang terindah dari Sang Pencipta, namun bakat tetap saja menjadi bakat yang tak berkembang ketika tidak ada usaha untuk mengenali dan mengembangkannya.

Banyak atlet berbakat pada akhirnya tidak sampai puncak kesuksesan karena tidak ada usaha dan kerja keras untuk mengembangkan diri dan menjaga standar tinggi dengan ketekunan dan kedisiplinan berlatih dan gaya hidup yang baik. Banyak kisah pengusaha yang mulai sukses akhirnya hancur dan jatuh juga karena tidak diiringi dengan pengembangan dan manajemen yang baik dan aktual seiring perkembangan zaman.

Bakat pada akhirnya menjadi harta berharga yang sia-sia jika tanpa perjuangan dan kemauan yang keras untuk mengembangkannya. Bakat adalah awal dari kehidupan yang lebih baik dan bermakna. Masih ada perjalanan panjang yang membutuhkan kerja keras dan ketekunan dalam hidup. Bakat hendaknya disertai kebiasaan baik dalam mengolah budi, hati, dan jiwa menjadi pribadi yang militan dan berkualitas.

Di sisi lain, tidak ada orang yang tidak memiliki bakat dalam hidup. Setiap orang pasti dikaruniai bakat dan potensi, sehingga tugas kita adalah mengenalinya sejak dini dan berusaha mengembangkannya. Dalam keluarga penting untuk mengenali potensi anak-anak sehingga sejak dini bisa diarahkan dan dikembangkan. Dalam dunia kerja, pimpinan penting memiliki pemetaan kemampuan dan keunggulan mitra kerjanya sehingga tepat dalam penempatan dan pengembangan.

Pengembangan sepanjang hayat. Sumber: https://elearningindustry.com
Pengembangan sepanjang hayat. Sumber: https://elearningindustry.com
Bahkan dalam dunia pendidikan seharusnya lekat dengan pengenalan bakat dan potensi. Pendidikan sejatinya bukan penyeragaman kemampuan tetapi memampukan anak-anak dalam keragaman bakat dan potensi. Anak-anak dengan bakatnya akan semakin berkembang ketika mendapat pendampingan yang baik dan tepat dari para guru dan adanya ketekunan dari anak-anak itu sendiri. Pendidikan menjadi sarana yang ampuh untuk belajar sepanjang hayat dalam pengembangan potensi diri.

Meminjam analogi dari seorang penulis novel, Charles Wilson, "Sebesar apapun ukuran botol, krim selalu menyembul ke atas". Sejatinya bakat selalu membuat orang menonjol dan mudah terlihat. Namun semua itu akan menjadi sia-sia dan hilang lenyap tatkala tidak ada kerja keras dan ketekunan mengembangkannya. Waktunya mengenali dan mengembangkan bakat, niscaya proses yang baik akan memberikan buah-buah yang luar biasa dalam hidup. Tak pernah ada kesia-siaan di balik kerja keras dan ketekunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun