Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saatnya Bertekun untuk Menyegarkan Jiwa

9 November 2023   14:48 Diperbarui: 9 November 2023   15:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: morfreeov.xyz/product_details

Selalu memberikan kesejukan dan kelegaan dalam setiap helaan, memberikan ketenangan jiwa tatkala gundah gulana yang mulai merasuki akal dan mengguncang segala gerak raga. Atmosfir baik terus berhembus menyegarkan siapapun dan apapun yang mendekat. Ada sisi yang memberikan harapan di tengah hiruk-pikuk dunia yang terkadang mengguncang jiwa dan raga.

Keheningan dan ketenangan jiwa dalam pribadi senantiasa menjadi kebutuhan dasar untuk berbagi kasih dengan sesama dan semesta. Dalam pergulatan bersama dunia dalam segala aktivitas dan rutinitas, penyegaran diri menjadi kesempatan yang baik untuk meluangkan jiwa dan raga pada kelegaan dan penguatan diri untuk menata gerak langkah ke depan. Hidup harus selalu bergairah.

Seperti kulkas yang siap sedia memberikan hawa dingin dan sejuk pada apapun yang masuk ke dalamnya. Air menjadi dingin dan segar tatkala meneguknya di kala dahaga menyelimuti raga. Makanan bertahan dan tidak mudah basi karena hawa dingin memberikan kekuatan dan daya untuk bertahan lebih lama. Betapa indahnya tatkala kulkas memberikan dampaknya secara optimal, segala kebutuhan dimudahkan.

Kini waktunya mengolah diri untuk memberikan ketenangan jiwa yang bisa menyegarkan setiap pribadi dalam relasi dan komunikasi. Hidup sungguh beragam. Kesegaran jiwa dan raga senantiasa menjadi salah satu rasa dan nuansa untuk semakin menjadikan hidup ini lebih hidup dan bermakna. Segarkan jiwa, bugarkan raga, hingga bertekun dalam kesatuan hati dan budi untuk hidup yang bersahaja dan bermakna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun