hati dalam ketenangan jiwa, angin menyapu wajah dalam ketulusan dan kelegaan membawa pesan damai tentang betapa indahnya hidup ini. Setiap kali duduk merenung dan menata
Sejauh mata memandang, mengalun lekukan ombak yang datang dan pergi memberi irama penuh makna tentang dinamika hidup yang begitu dinamis merasuk ke dalam relung-relung hati.
Masih terduduk di pinggir alunan ombak itu, sepoi angin bersama dentuman ombak mengayun menyelaras detak jantung dalam irama penuh tanpa harus mengeluh. Sesekali tangan menyeka butiran-butiran air di wajah tanpa menggerutu, justru tetap duduk menerobos segala makna semesta yang penuh misteri untuk diselami.
Belum juga bergegas dari duduk, panorama indah menghiasi budi untuk menikmatinya dan menembus hati untuk selalu mengaguminya.Â
Mata terus memandang tanpa meratap, menikmati kepakan sayap burung-burung di udara serasa ingin menembus kedalaman air untuk menyibak segala makna di dalamnya.
Duduk dalam kesendirian, bukanlah sebuah kesia-siaan di kala senja. Duduk dalam sinergi budi dan hati, merangkai setiap mata menjangkau, merajut setiap nalar mengurai, dan merenda setiap rasa berkayuh dalam setiap kalbu.
Waktunya kapal melabuh dalam sandaran hangat untuk sebuah perjumpaan yang dinanti setiap mentari muncul di ufuk timur. Waktunya jiwa melabuhkan segala makna, misteri dunia, dan kasih Sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H