Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Murah Hati: Menjadi Orang yang Menguatkan Orang Lain

15 Agustus 2023   12:40 Diperbarui: 15 Agustus 2023   12:53 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: resourcingedge.com/recruiting

Menjadi berkualitas itu bukan tentang menguatkan diri dan menjadi hebat. Menjadi berkualitas sejatinya tentang menguatkan orang lain sehingga terjalin sinergi yang penuh sukacita dan bermakna. Pribadi yang hebat hanya akan melahirkan egoisme, namun tim yang hebat akan melahirkan sukacita, kebersamaan, dan loyalitas tanpa batas.

John Craig pernah menegaskan tentang menjadi orang yang murah hati, peduli, dan mengispirasi orang lain, "Sebanyak apapun pekerjaan yang dapat Anda lakukan, betapapun memikatnya kepribadian Anda, Anda tidak akan banyak membuat kemajuan jika Anda tidak dapat bekerja melalui orang lain." Kita tidak bisa bekerja sendirian, kehadiran orang lain sejatinya menjadi penentu utama dalam setiap kerja dan dinamika dalam kehidupan.

Menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain merupakan sebuah keharusan untuk mengembangkan tim kerja atau komunitas yang sinergis dan kolaboratif dalam mencapai tujuan atau kesuksesan. Berkembang bersama adalah kemantapan yang harus diusahakan sehingga masing-masing mampu memberikan potensi dan energinya untuk tujuan bersama. Layaknya sebuah tim sepakbola, setiap orang harus berkembang jika mau maju dan juara, tidak bisa hanya mengandalkan satu atau dua pemain bintang.

Kemampuan dan pengalaman tidaklah cukup untuk bisa berhasil dalam berbagai hal, jejaring dan gerak bersama menjadi penentu dan pembeda yang ampuh. Setiap pribadi harus mampu mengispirasi dan menguatkan pribadi yang lain untuk bersemangat dan berkembang. Seorang pemimpin perusahaan bukanlah siapa-siapa jika hanya mengandalkan kemampuan dan jabatannya saja, dia butuh untuk memotivasi dan menguatkan koleganya untuk sinergis mencapai target bersama dalam satu kesatuan tim.

Dalam bukunya The 17 Indisputable Laws of Teamwork, Maxwell menyatakan, "Berinvestasi dalam tim akan memberikan dividen tidak saja bagi mereka yanga ada di dalam organisasi, tetapi juga bagi Anda (pemimpin/pribadi)." Menghargai dan mengembangkan orang lain adalah investasi yang menarik dalam membangun jejaring atau sinergisitas yang bermanfaat bagi tim. Tidak ada individu yang berhasil dengan mengandalkan dirinya sendiri.

Analogi kuno namun penuh makna yang masih actual hingga kini. Hidup itu ibaratnya sebuah sapu lidi. Jika lidi itu sendirian maka mudah patah dan tidak berfungsi optimal dalam menjalankan fungsinya sebagai alat kebersihan. Namun, jika lidi itu banyak dan bersatu dalam satu ikatan menjadi sapu, maka kumpulan lidi itu akan kuat dan bisa membersihkan dengan optimal. Indah senyatanya, jika setiap pribadi manusia mampu bersatu dan berkolaborasi menjalani dinamika hidup sehingga hidup ini semakin hidup dan bermakna.

Bermurah hati pada orang lain dengan berbagi pengalaman dan keterampilan merupakan peluang untuk menguatkan satu sama lain. Bermurah hati menguatkan yang lain menjadi awal yang baik untuk membangun sinergi dan militansi dalam mencapai keberhasilan. Hal ini semakin dimantapkan dengan adanya semangat sukacita dan afirmasi positif yang mengembangkan.

Henry Ford, pendiri Ford Motor Company menegaskan, "If everyone is moving forward together, then success takes care of itself." Kebersamaan, keguyuban, rukun, kekeluargaan, dan jejaring menjadi kunci utama dalam menggapai kesuksesan. Kerja bareng, berjuang bersama, dan berhasil dengan sukacita sebagai perayaan bersama, bukan segelintir orang.

Pada akhirnya, berinvestasi dalam tim akan menjadi berlipat ganda dengan berjalannya waktu. Semuanya itu membutuhkan kemurahan hati sehingga terjalin kesatuan hati dan budi setiap pribadi yang ada di dalamnya. Kemurahan hati senantiasa selalu memberikan kelegaan dan kesegaran pada diri sendiri dan orang lain sekaligus memberikan penguatan dan kekuatan dalam membangun tim yang sinergis dan militan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun