Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar: Membangun Habitus Baik dalam Edupreneurship

14 November 2022   21:56 Diperbarui: 14 November 2022   22:17 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para miliarder memiliki daftar yang harus dilakukan, sedangkan orang biasa selalu mengerjakan semua hal.

Sekolah dengan segala dinamika pembelajarannya adalah sebuah desain tentang proses membentuk karakter diri yang tangguh dan bermakna dalam kehidupan nyata. 

Segala sesuatu yang terjadi di sekolah sejatinya menjadi pengalaman edukatif bagi anak-anak untuk berkembang sesuai potensi dan menikmati kehidupan dengan kegembiraan dan semangat penuh penghargaan satu sama lain. Sekolah sesungguhnya merupakan tempat yang penuh makna dan melegakan setiap jiwa yang terlibat di dalamnya.

Melalui proses pendidikan di sekolah atau pun kampus, setiap pribadi dilatih untuk selalu merencanakan segala sesuatu dengan baik dan tepat sehingga dapat belajar menjadi pribadi yang disiplin, tekun, dan pastinya militan dalam sukacita dan harapan yang membangun komitmen diri secara tulus. Setiap pribadi sesungguhnya memiliki banyak kesempatan untuk melakukan aktivitas bermakna dalam proses pendidikan dalam skala prioritas dan makna di balik semua itu.

Tak jarang sekolah menjadi tempat yang sangat membebani tatkala begitu banyak tugas dan aktivitas yang harus dilakukan oleh anak, baik di sekolah maupun di rumah dalam bentuk tugas ataupun pekerjaan rumah. Tak jarang pula anak-anak kehilangan waktu senggang dan waktu bersama teman ataupun keluarga hilang karena harus mengerjakan tugas sekolah yang tak kunjung usai. Pendidikan terasa menyita sebagian besar waktu anak setiap hari seperti belenggu yang mustahil lepas.

Waktunya sekolah ataupun kampus membangun habitus dan sistem baru sebagai bentuk transformasi pendidikan yang mengarah pada merdeka belajar, di mana anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar dalam keleluasaan yang bermakna sekaligus juga mereka bisa menikmati hidup bersama keluarga, lingkungan, komunitas, atau pun masyarakat luas. Pendidikan bukan semat-mata terkait dengan sekolah saja, namun di luar sekolah juga menjadi pendidikan karakter yang sangat kuat dalam membentuk pribadi yang humanis, mampu memanusiakan manusia secara utuh.

Edupreneurship menjadi kesempatan yang baik untuk menata ulang konsep dan praktik pendidikan yang mengedepankan prioritas dan makna dalam setiap rencana pendidikan. Edupreneurship adalah sebuah jembatan ampuh yang menghubungkan antara sekolah/kampus dengan dunia nyata sehingga terjalin kolaborasi dan senergisitas dalam kebermaknaan dan kesatuan hati-budi. 

Habitus baru dalam pendidikan sudah waktunya menjadi agenda penting, yakni setiap pribadi mampu mengolah diri untuk terbiasa merencanakan hidup dalam kerangka prioritas, kebutuhan, dan kebermaknaan. Dengan demikian, pendidikan tidak terjebak dalam keserakahan materi, keinginan yang tak terkendali, dan jauh dari refleksi diri untuk memaknai setiap pengalaman.

Setiap manusia tidak bisa melakukan semua hal dengan segala kemampuannya. Namun, setiap orang bisa melakukan sesuatu hal dengan segala kemampuannya sehingga mendapatkan hasil yang optimal dan bermakna. Edupreneurship membuka peluang bagi setiap pribadi untuk melihat peluang-peluang dalam pengembangan diri dan kesuksesan publik sehingga proses belajar dalam sistem pendidikan sungguh-sungguh menjadi proses yang terarah dan bermakna.

Pada akhirnya, pendidikan mendorong setiap pribadi pada habitus-habitus baik yang dilakukan setiap hari secara tekun dan reflektif. Bangun pagi hingga tidur malam sejatinya menjadi pembelajaran diri dan sosial yang baik untuk memiliki to-do-list sebagai kompas sekaligus sarana mendisiplinkan diri dalam komitmen untuk maju dan berkembang. Setia dalam to-do-list menjadi modal kesuksesan dalam hidup yang lebih bermakna bagi diri, sesama, dan semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun