Para miliarder tidak suka berjudi, namun orang biasa berharap mendapatkan durian runtuh.
Pendidikan dan dunia entrepreneurship sejatinya merupakan kolega kolaborasi yang sangat bermanfaat dalam menjalani segala dinamika kehidupan dan memaknainya.Â
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia menuju taraf insani dalam sebuah proses terencana, terukur, dan berkesinambungan.Â
Demikian pula, entrepreneurship juga merupakan proses yang penuh dengan perencanaan, implementasi, evaluasi, dan refleksi sehingga segala dinamika yang dilakukan mengarah pada target atau goal yang ingin dicapai.
Pendidikan dan dunia entrepreneurship di era modern ini sudah seharusnya menjadi proses sinergis dalam sebuah edupreneurship yang mengedepankan karakter baik sehingga anak didik berkembang secara holistik, yakni memiliki kognitif yang mendalam, nurani yang jernih, sikap yang peduli, dan komitmen pada hal-hal baik dan benar.Â
Proses edupreneurship sejatinya menjadi proses pembelajaran yang mengedepankan kemampuan dan keterampilan hidup, bukan jatuh pada hafalan-hafalan dan tes-tes rumit yang mudah dilupakan setelah ujian dilakukan.
Edupreneurship erat kaitannya dengan paradigma by design, daripada by accident (kebetulan). Segala dinamika yang ada bukanlah karena kebetulan terjadi.
Namun, sunggguh menjadi desain pembelajaran yang memiliki tujuan, indikator, dan strategi yang mau diraih atau diusahakan.Â
Hal ini semakin meyakinkan bahwa edupreneurship bukanlah dua hal yang terpisah namun justru satu kesatuan yang semakin membantu perkembangan anak-anak dalam menjalani dunia yang terus berkembang.
Pembiasaan dari pagi hingga siang dan setiap hari di sekolah adalah proses pendisiplinan diri pada pembentukan karakter yang terus-menerus harus dievaluasi, direfleksikan, dan dikembangkan.Â