Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo Sarungan dan Dasteran!

18 Oktober 2021   07:22 Diperbarui: 18 Oktober 2021   07:22 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendung tanpa hujan, memberikan sebuah rasa yang tertinggal di sebuah ujung hati, memberikan kenangan tanpa bisa memiliki makna dan cita tentang indahnya bersua dalam kebahagiaan dan keceriaan hidup bersama. Ada sebuah jalan panjang yang harus terhenti dalam kegundahan hati, hanya bisa berdiri sendiri dan kembali meniti dalam kesendirian dan keraguan hati.

Mendung tanpa hujan, hilangnya harapan dan impian tentang indahnya guyuran hujan dan bersuka ria dalam jiwa dan raga menikmati indahnya hujan. Ada kekecewaan yang menggores luka dalam relung-relung hati, meninggalkan bekas yang sulit terhapus, dan merusak budi yang meninggalkan memori penuh duri.

Mendung tanpa hujan, berlari dan bersama untuk setia menanti pada impian yang menjadi realita, namun justru menjadi kenangan. Mendung telah ingkar pada dunia, mendung telah pergi terhembus angin dalam alunan dan irama yang memberikan kehampaan dan kekosongan pada dunia yang menantinya. Hujan kembali menjadi angan-angan tentang sebuah kehidupan yang penuh asa dan rasa.

Kini semua telah menjadi kenangan, yang tertinggal hanyalah kesendirian, terduduk dan termenung untuk merajut kembali asa dan rasa dalam realita nyata. Kehidupan menjadi sebuah cerita dan realita tentang mendungnya kehidupan dan harapan turunnya hujan.

Terkadang kehilangan dan kenangan menjadi sebuah kebahagiaan yang tertambat pada puing-puing dan terlambat datang menjadi kebahagiaan. Biarlah dunia membuka jalan. Mari menikmati kekinian, "Aku moco koran sarungan, kowe belonjo dasteran".

Illustrasi. www.idntimes.com
Illustrasi. www.idntimes.com

#AM25 (Aliran Makna), Sebuah aliran makna untuk dunia yang lebih baik, berdaya guna, dan melegakan segala jiwa dalam kesatuan hati dan budi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun