Para Guru Zen mengatakan sesuatu yang begitu padat dan tepat: "Orang yang tahu, tidak banyak bicara. Orang yang banyak bicara, tidak tahu."
Dalam proses pengolahan batin dalam perjalanan hidup ini, ada fase-fase di mana manusia menemukan kebijaksanaan hakiki sehingga manusia masuk dalam penyerahan diri yang total pada Sang Ilahi bahwa apa yang sudah dilakukan dalam kehidupan ini belum ada apa-apanya dibandingkan dengan kasih dan cinta-Nya pada manusia dan semesta. Â
Ketika seorang mistik turun dari gunung, ia disongsong oleh seorang ateis yang berkata mencemooh: "Apa yang kaubawa dari taman kebahagiaan yang kaukunjungi?"
Orang mistik itu menjawab: "Aku sungguh berniat mengisi jubahku dengan bunga-bunga. Dan bila kembali pada kawan-kawanku, aku bermaksud menghadiahi mereka beberapa kuntum bunga. Tetapi ketika aku di sana, keharuman taman itu membuatku mabuk, sehingga aku menanggalkan jubahku."
Kesatuan hati dan budi pada Sang Ilahi benar-benar membawa manusia pada kekaguman dan kenikmatan rohani yang tiada tara. Pengolahan batin setiap saat, setiap hari, untuk membangun jiwa yang sehat dan hidup rohani yang matang sesungguhnya menumbuhkembangkan dalam diri sebuah kerendahan hati dan sekaligus kebijaksanaan dalam kata-kata serta perbuatan. Kematangan rohani sejatinya melepaskan manusia dari kelekatan-kelekatan duniawi yang terkadang menjerumuskan manusia pada kehidupan yang jauh dari pada-Nya.
Saatnya untuk kembali ke kandang, diri kita masing-masing, untuk melihat kembali ke dalam diri kita masing-masing dalam pengolahan hidup rohani yang berfokus pada Sang Ilahi. Kedalaman hati dan budi senantiasa menghantarkan manusia pada kebijaksanaan yang hakiki pula. Kematangan hidup rohani juga menuntun manusia pada kemantapan nilai-nilai luhur sebagai pegangan hidup. Buka mata dan hati pada kebaikan sejatinya menuntun manusia pada penyerahan diri pada Sang Ilahi. Kesadaran tertinggi dalam hidup hendaknya dibangun, bahwa kehidupan ini bukan karena kehebatan kita dalam menjalani hidup, namun karena kebaikan dan kemurahan hati Sang Pencipta pada manusia. Gracias.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI