Learning by doing dan learning by telling membawa anak pada sebuah kesempatan untuk mengaktualisasikan apa yang mereka dapat. Hal ini sekaligus membangun sebuah kepedulian bagi sesamanya.
Kesadaran Diri
Setelah waktu yang ditentukan untuk saling berbagi itu selesai, anak-anak kembali masuk ke kelas. Dan sang guru pun tampak senang melihat anak-anak itu masih tampak antusias untuk belajar. Sang guru pun membagikan satu lembar kertas putih polos untuk masing-masing anak. Untuk apakah kertas itu?
Ternyata anak-anak akan membuat sebuah karikatur atau gambar yang mewakili kritik mereka atas acara televisi yang sudah mereka tonton dan cermati. Sang guru mencoba menekankan bahwa bukan bagusnya gambar yang terpenting tetapi isi dari kritik itu sendiri yang mesti menjadi fokus lewat gambar.Â
Anak-anak tampak asyik menggambar dan sesekali menyisipi tulisan-tulisan tertentu untuk lebih menegaskan kritik mereka.
Ada seorang siswa yang tampak begitu menekankan efek negatif film kartun bagi anak-anak. Dia membuat gambar televisi dengan sebuah adegan film kartun di mana adegan itu sebenarnya tidak baik dilakukan anak kecil.Â
Dia juga membuat gambar di mana ada anak kecil yang melakukan adegan itu persis sama dengan yang ada dalam film kartun itu. Dan dia pun membuat sebuah tulisan "Begitu Banyak Kekartunan Anak".Â
Rupanya siswa itu mencoba menyoroti di mana film kartun memiliki pengaruh yang hebat terhadap perilaku anak-anak tanpa mengenal baik atau buruk.
Siswa yang lain tampak menggambar sebuah kotak sampah namun di dalamnya berisi begitu banyak gambar artis yang disertai namanya. Apakah maksud dari gambar itu?Â
Rupanya siswa ini mencermati acara-acara infotainment yang begitu banyak jenisnya di berbagai saluran televisi. Menurut dia, banyak artis sekarang tidak memiliki moral yang baik dengan berbagai kasus yang melanda para artis sehingga dia menganalogikan artis-artis itu dengan sampah.
Masih ada begitu banyak karikatur yang dibuat anak-anak siang itu.