Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manulis Makna (63): Dalam Tangan-Nya yang Tak Mungkin Menjadi Mungkin

28 Agustus 2021   04:05 Diperbarui: 28 Agustus 2021   04:15 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. bustedhalo.com

Dengan tangan Tuhan, segala yang mustahil akan menjadi mungkin. Karena rasa takut dan hormat kepada-Nya, orang beringas pun akan menjadi tenang. (Jalalu'ddin Rumi)

Dalam kehidupan ini ada berbagai hal yang mungkin dan tidak mungkin sehingga menjadikan manusia terus bergerak dalam pikiran, hati, dan tindakan untuk menemukan formula kehidupan yang tepat sehingga menggapai kebahagiaan, kedamaian, dan kemapanan. 

Perjuangan dan kegigihan dalam hidup menjadi bagian yang kental dalam menjadikan segala sesuatu yang diinginkan dan diharapkan menjadi nyata, konkret, dan ada dalam dekapannya. 

Tak jarang manusia berjuang sampai melampaui batas-batas kemampuan normalnya demi menggapai kemungkinan-kemungkinan dalam kehidupan ini.

Dalam perjuangan hidup yang terus-menerus dan menumpuk dalam rangkaian pengalaman hidup, manusia pada waktunya terhenti dan benar-benar terhenti karena merasa tak mampu lagi memperjuangkan impian dan harapannya. 

Pikiran terasa tak mampu lagi menembus kebuntuan hidup sehingga tak ada lagi buah-buah pikiran yang meluruskan jalan kehidupan. 

Hati terasa membeku dan tak mampu lagi memberikan keseimbagan pada segala daya upaya yang sudah diperjuangkan dalam setiap langkah, setiap detik. 

Bahkan raga tak lagi berkayuh dalam irama dan tempo yang begitu selaras karena semua mulai enggan bekerjasama untuk memadu langkah maju.

Illustrasi. thebloggeronthemount.wordpress.com
Illustrasi. thebloggeronthemount.wordpress.com
Di titik yang memberikan stagnasi kehidupan itu, pikiran mustahillah yang mengatur seluruh jiwa dan raga sehingga putus asa dan keengganan untuk berjuang menjadi kenyataan dalam hidup. 

Pikiran itu melumpuhkan segala perangkat kehidupan yang ada pada manusia sehingga semakin menjadikan pribadi manusia tak berguna dan terhempas begitu saja dalam ketidakmampuan dan ketidakmauan. 

Inilah sebuah fase di mana manusia runtuh dalam kesendirian yang sesungguhnya hal ini memberikan kesadaran bahwa sehebat-hebatnya manusia, bisa jatuh juga bahkan tak mampu bangkit lagi.

Sesungguhnya dalam stagnasi kehidupan, kebuntuan jalan kehidupan, hilangnya harapan, susahnya untuk bangkit, ada satu andalan dalam hidup yang bisa memungkinkan yang mustahil itu, menjadikan mungkin untuk sesuatu yang tidak mungkin. 

Tangan Tuhan sejatinya menjadikan segalanya mungkin, hanya saja seringkali manusia tidak meyakininya, justru lebih percaya pada tangannya sendiri dan juga tangan orang lain. 

Tangan Tuhan begitu sempurna, manusia dan bumi adalah ciptaan-Nya yang begitu dahsyat dan mengagumkan yang tak ada tandingannya. Sehebat-hebatnya manusia tak akan mampu menandingi mahakarya Sang Pencipta.

Illustrasi. aleteia.org
Illustrasi. aleteia.org
Manusia yang lepas dari-Nya dan menjauh dari-Nya, bukanlah sebuah pilihan hidup yang tepat. Itu adalah kesombongan sekaligus kelalaian hidup yang akan menjerumuskan manusia pada kehancuran dan kesia-siaan. 

Pergi dari-Nya, akan menjadikan manusia sebagai anak yang hilang, bersuka ria dalam kebebasan semu dan seolah-olah menikmati kehidupan ini dengan begitu glamor, hingga pada akhirnya waktu menjawab semuanya tatkala manusia terjatuh dalam kesusahan, penderitaan, kemalangan, dan hancurnya harga diri. Dalam situasi seperti ini, manusia butuh jalan pulang, butuh kekuatan untuk kembali kepada-Nya.

Kasih-Nya yang tak terkira dan tak pernah mendendam, senantiasa dengan tangan terbuka menerima pribadi-pribadi yang tersesat, salah jalan. Ini menjadi kesadaran bagi manusia untuk selalu mengandalkannya sebelum tersesat dan menjadi anak hilang. 

Manusia memiliki keterbatasan dalam perjuangan hidup, namun tangan Tuhan yang menolong dan menuntunnya pada kemungkinan-kemungkinan hidup yang luar biasa dalam kehidupan manusia. 

Mengandalkan-Nya bukanlah kesia-siaan, justru dalam naungan-Nya ada harapan dan jalan yang membongkar kebuntuan dan kekacauan hidup manusia. Terima kasih Tuhan.

Illustrasi Menulis Makna. mercymultiplied.com
Illustrasi Menulis Makna. mercymultiplied.com
@Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. 

Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun