Inilah sebuah fase di mana manusia runtuh dalam kesendirian yang sesungguhnya hal ini memberikan kesadaran bahwa sehebat-hebatnya manusia, bisa jatuh juga bahkan tak mampu bangkit lagi.
Sesungguhnya dalam stagnasi kehidupan, kebuntuan jalan kehidupan, hilangnya harapan, susahnya untuk bangkit, ada satu andalan dalam hidup yang bisa memungkinkan yang mustahil itu, menjadikan mungkin untuk sesuatu yang tidak mungkin.Â
Tangan Tuhan sejatinya menjadikan segalanya mungkin, hanya saja seringkali manusia tidak meyakininya, justru lebih percaya pada tangannya sendiri dan juga tangan orang lain.Â
Tangan Tuhan begitu sempurna, manusia dan bumi adalah ciptaan-Nya yang begitu dahsyat dan mengagumkan yang tak ada tandingannya. Sehebat-hebatnya manusia tak akan mampu menandingi mahakarya Sang Pencipta.
Manusia yang lepas dari-Nya dan menjauh dari-Nya, bukanlah sebuah pilihan hidup yang tepat. Itu adalah kesombongan sekaligus kelalaian hidup yang akan menjerumuskan manusia pada kehancuran dan kesia-siaan.Â
Pergi dari-Nya, akan menjadikan manusia sebagai anak yang hilang, bersuka ria dalam kebebasan semu dan seolah-olah menikmati kehidupan ini dengan begitu glamor, hingga pada akhirnya waktu menjawab semuanya tatkala manusia terjatuh dalam kesusahan, penderitaan, kemalangan, dan hancurnya harga diri. Dalam situasi seperti ini, manusia butuh jalan pulang, butuh kekuatan untuk kembali kepada-Nya.
Kasih-Nya yang tak terkira dan tak pernah mendendam, senantiasa dengan tangan terbuka menerima pribadi-pribadi yang tersesat, salah jalan. Ini menjadi kesadaran bagi manusia untuk selalu mengandalkannya sebelum tersesat dan menjadi anak hilang.Â
Manusia memiliki keterbatasan dalam perjuangan hidup, namun tangan Tuhan yang menolong dan menuntunnya pada kemungkinan-kemungkinan hidup yang luar biasa dalam kehidupan manusia.Â
Mengandalkan-Nya bukanlah kesia-siaan, justru dalam naungan-Nya ada harapan dan jalan yang membongkar kebuntuan dan kekacauan hidup manusia. Terima kasih Tuhan.
Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta.Â
@Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup.Â