Setiap permasalahan mengandung bibit dari jalan keluarnya sendiri.(Stanley Arnold)
Permasalahan dalam hidup seringkali menjadi sandungan yang begitu hebat sehingga menghentikan seluruh aktivitas jiwa dan jatuh pada kekacauan diri yang merusak nalar dan meruntuhkan rasa.Â
Banyak orang mudah mengeluh dalam permasalahan hidup yang dihadapinya hingga pada akhirnya jatuh pada rasa menyalahkan (blaming) orang lain dan situasi.Â
Permasalahan menjadi sebuah momen yang begitu mengacaukan diri dan hidup sehingga akal sehat dan nurani tak mampu lagi memberikan pondasi dan pilar yang kuat untuk selalu kokoh berdiri dalam semangat memperbaiki diri dan keadaan menjadi lebih baik.
Permasalahan dalam hidup terkadang juga menjadikan pribadi membelenggu diri dalam ketidakberdayaan dan ketidakmampuan yang terjerembab dalam kegelapan seolah-olah tak mampu lagi menemukan cahaya untuk jalan keluar dalam solusi yang menguatkan.
Ada banyak pribadi tidak percaya akan dirinya sendiri bahwa mereka sesungguhnya memiliki potensi dan kemampuan untuk menyelesaikan segala masalah.Â
Pemasungan akal budi, himpitan pada nurani, dan belenggu atas segala tindakan seringkali terjadi justru dalam kuasa dan kesadaran masing-masing pribadi sehingga menjadikan masalah menyelimuti seluruh hidupnya dalam kesusahan, kekacauan, penderitaan, dan bahkan ketidaklogisan.
Permasalahan dalam hidup juga melahirkan anarki dalam tutur kata dan tindakan sebagai usaha untuk pelampiasan jiwa yang seolah-olah menjadi solusi atas segala masalah yang ada.Â
Reaksi yang begitu cepat seringkali muncul menjadi sebuah pembelaan diri atas masalah yang dihadapi, dengan sebuah harapan terbebas dari masalah itu.Â
Menyalahkan orang lain seringkali menjadi senjata yang begitu kuat dalam menentukan penyebab dari masalah yang sedah dihadapi, seolah-olah kesulitan hidupnya disebabkan oleh kekacauan yang dibuat oleh orang lain.Â
Bahkan lebih dari itu, situasi yang begitu netral dalam kehidupan manusia pun turut disalahkan, situasilah yang menyebabkan manusia susah dan menderita. Ironis dan miris.
Dalam keheningan dan ketenangan jiwa, permasalahan hidup hendaknya menjadi kesempatan yang baik untuk melihat ke dalam diri, instropeksi diri.Â
Koreksi batin dan evaluasi diri menjadi kesempatan untuk belajar tentang mengembangkan dan menghidupi diri sehingga mentalitas dan kualitas diri teruji di saat menghadapi pasang surut kehidupan, suka dan duka, susah dan bahagia, serta segala dinamika kehidupan.Â
Permasalahan hidup bukanlah akhir dari sebuah optimisme diri untuk mencapai tujuan hidup yang luhur, justru permasalahan menjadi titik poin untuk belajar lebih tentang kesabaran, kedewasaan diri, inisiatif, kerja keras, dan berpasrah pada Sang Ilahi.
Pembelajaran hidup sesungguhnya berjalan setiap saat dari bangun pagi hingga menjelang istirahat malam dan kembali lagi di pagi hari lalu seterusnya.Â
Hal mustahil dalam keseluruhan hidup hanya mengalami suka dan gembira saja, namun duka dan tidak mengenakkan menjadi bagian di dalamnya sebagai sebuah warna dan tantangan dalam kehidupan ini.Â
Pribadi yang kuat senantiasa menyadari permasalahan sebagai kesempatan untuk belajar tentang kehidupan dan mampu melewatinya dalam evaluasi dan refleksi diri. Pemaknaan atas permasalahan hidup menjadikan pribadi semakin kuat dan tangguh dalam kehidupan ini.
Sebuah keyakinan, bahwa dalam permasalahan hidup ini senantiasa ada jalan keluar dan makna di dalamnya.Â
Sesungguhnya tak ada masalah yang tanpa jalan keluar, tatkala manusia mulai buka budi dan buka hati dalam ketenangan, maka jalan keluar perlahan-lahan mulai nampak dan pribadi akan semakin diperkaya dengan nilai-nilai kehidupan yang menyuburkan kesatuan hati dan budi.Â
Jalan keluar atas segala masalah sejatinya bukan dari orang lain namun berawal dari dalam diri kita sendiri, yang siap merintis jalan keluar atau justru membuat jalan buntu atas kehidupan kita sendiri.
Menulis Makna:Â adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta.Â
@Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H