Kehidupan yang nyaman, damai, dan bermakna tidak perlu dicari jauh-jauh. Heninglah sebentar, buka matamu dan lihatlah! Engkau tak mungkin lagi keliru, inilah kehidupan itu.
Banyak orang begitu resah dengan dirinya yang tak juga menemukan kehidupan yang membahagiakan dan menenteramkan hati sehingga kedamaian dan keteduhan belum dirasakan, bermula di pagi hari hingga menjelang mata terkatup dalam istirahat malam. Banyak orang merasa tidak nyaman dengan keluarga, sahabat, lingkungan, dan komunitasnya karena selalu ada gangguan dan hal-hal yang tidak mengenakkan hati yang membuat hidup dalam goresan rasa yang terluka.
Ada juga orang-orang yang terus mencari pegangan dan pedoman hidup sehingga berpetualang dalam lompatan-lompatan pemikiran dengan berbagai aliran yang pada akhirnya hanya memberi kebimbangan dan keraguan yang menggoyahkan jati dari.
"Maaf, kawan," kata seekor ikan laut kepada seekor ikan yang lain. "Anda lebih tua dan lebih tua dan lebih berpengalaman daripada saya. Di manakah saya dapat menemukan laut? Saya sudah mencarinya di mana-mana, tetapi sia-sia saja!"
"Laut," kata ikan yang lebih tua, "adalah tempat engkau berenang sekarang ini."
"Ha? Ini hanya air saja! Yang kucari adalah laut," sangkal ikan yang muda. Dengan perasaan sangat kecewa ia pergi mencarinya di tempat lain.
Betapa sialnya manusia-manusia dengan pencarian hidup yang penuh petualangan tanpa menemukan keteduhan dan kedamaian tentang kehidupan yang sejati. Saatnya untuk merenungkan diri dalam kesadaran yang murni dan jujur tentang kenyataan kehidupan yang kaya makna ini. Diri pribadi kita, orang di sekitar kita, dan segala sesuatu di sekitar kita adalah kehidupan itu sendiri yang sejatinya merupakan sumber kebahagiaan, ketenteraman, kedamaian, keteduhan, dan pedoman hidup.
Melihat diri begitu berpotensi, berharga, dan unik adalah modal dasar untuk menjadi pribadi yang selalu optimis berkembang dan bahagia. Mari gunakan cara pandang positif dalam memandang hidup dengan segala isi dan dinamikanya ini!
Tatkala melihat sesama dalam keluarga, lingkungan, dan komunitas sebagai pribadi-pribadi yang berpotensi, berharga, dan unik maka akan terjalin relasi dalam keteduhan dan keselarasan untuk bersinergi dan berkolaborasi dalan kehidupan.Â
Bahkan, ketika segala sesuatu di sekitar kita dengan segala nilai dan tingkat kegunaanya dipandang sebagai sarana untuk hidup lebih baik, maka hidup begitu bermanfaat dan bermakna. Harta, benda, barang, fasilitas, dan segala jenisnya adalah sarana untuk mencapai hidup yang lebih baik, bukan menjadi tujuan dalam hidup ini.
Saatnya untuk kembali ke kandang, diri kita masing-masing, untuk melihat kembali ke dalam diri kita masing-masing, sejauh mana cara pandang positif itu begitu meresap dalam setiap cara pandang kita dalam kehidupan ini.Â
Tak perlu lagi jauh-jauh mencari kehidupan yang bermakna, semua ada di dalam diri dan sekitar kita. Saatnya memandang diri dan dunia dengan cara pandang positif dan senantiasa semesta dan Pencipta menjadikannya segalanya baik adanya. Â Â
Kembali ke Kandang, adalah sebuah permenungan hidup di malam hari menjelang menuju pembaringan jiwa dan raga setelah seharian merangkai kisah kehidupan lewat segala dinamika yang ada. Terinspirasi dari buku "Burung Berkicau" karya Anthony de Mello SJ (1984, Yayasan Cipta Loka Caraka), renungan malam dalam bingkai "Kembali ke Kandang" ini mencoba memaknai hidup yang penuh makna ini sehingga hidup menjadi lebih hidup lewat kutipan kisah penuh makna dari Anthony de Mello.
@