Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (46): Mengupayakan Jernihnya Budi dan Tenangnya Hati

10 Agustus 2021   04:05 Diperbarui: 10 Agustus 2021   04:04 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Menulis Makna. generationnomads.com

Orang picik mudah tersinggung oleh hal-hal yang remeh; orang berpikiran luas bisa melihat segalanya tanpa merasa tersinggung. (Marie-Sophie Laroche)

Tersinggung tentang sesuatu hal adalah sebuah reaksi yang merasuki pikiran dan hati sehingga menuntut ketenangan jiwa dan kejernihan akal budi. Amarah yang meluap terkadang menjadi reaksi nyata dalam realita sosial yang mampu merusak segala jejaring sosial dan moral dalam komunitas maupun relasi sosial manusia. Pada dasarnya ketersinggungan menjadi sebuah reaksi diri atas segala stimulus dari luar yang membutuhkan sikap batin yang tepat dalam menentukan ekspresi dan aksi dalam meresponnya.

Sebagai manusia biasa, tersinggung adalah sesuatu hal yang normal dan wajar tatkala hati dan budi terusik oleh perkataan ataupun perbuatan orang lain yang tidak sesuai dengan prinsip dari ataupun kenyataan diri yang terkadang orang tidak mengetahuinya. Tersinggung pada hal-hal remeh sejujurnya adalah sebuah gejolak jiwa yang tak terkendalikan tanpa memilih dan memilah reaksi yang tepat atas segala stimulus yang ada. Orang yang mudah tersinggung pada hal-hal remeh sesungguhnya kehilangan banyak kesempatan untuk menikmati hidup yang kaya akan makna dan nilai-nilai kehidupan di dalamnya.

Illustrasi. humblewarriorwomen.com
Illustrasi. humblewarriorwomen.com
Kepicikan diri senantiasa menjadi simbol atas ketersinggungan pada hal-hal yang remeh. Orang akan terjebak pada kebenaran sepihak dan jatuh pada asumsi-asumsi yang sesungguhnya membutuhkan klarifikasi dan komunikasi. Sejatinya orang yang berpikiran luas akan menerima dan melihat segala sesuatu yang tidak sesuai atau tidak mengenakkan dari orang lain dengan bijak sebagai sarana instropeksi diri, melihat ke dalam diri sebuah korelasi dari semuanya itu. 

Ketika segala sesuatu yang tidak mengenakkan itu ada benarnya pada diri sendiri, justru inilah kesempatan untuk merefleksikan diri dan menata diri kembali untuk lebih baik. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan dirinya, ini juga sebuah kesempatan menjalin komunikasi untuk klarifikasi semuanya itu. Kejelasan menjadi sesuatu yang penting untuk menghindari asumsi dan prasangka yang salah.

Tersinggung pada hal-hal yang besar dan merendahkan harga diri adalah sebuah kewajaran dan kepantasan sebagai manusia yang memiliki aspek psikis yang selalu mengalir dalam alunan rasa. Yang menjadi pembeda dan luar biasa adalah tentang bagaimana bersikap dalam ketersinggungan itu sehingga tidak menghancurkan potret diri sebagai manusia yang hidup dalam tatanan nilai dan moral. Instropeksi diri, komunikasi untuk klarifikasi, dan pengendalian diri adalah senjata yang ampuh dalam mengolah ketersinggungan yang menggores harga diri.

Illustrasi. exploringyourmind.com
Illustrasi. exploringyourmind.com
Pada waktunya kedewasaan pribadi menjadi proses kolaborasi akal budi dan hati dalam menerima segala stimulus yang tidak mengenakkan bahkan menyakitkan hati yang meninggalkan goresan luka mendalam. Sikap anarki dan brutal dalam merespon ketersinggungan adalah bukan pilihan yang tepat dalam memposisikan diri dan menegakkan harga diri, justru sebaliknya menghancurkan harga diri dalam runtuhan moral dan sosial yang tidak terinternalisasikan dengan baik.

Kejernihan pikiran dan ketenangan hati senantiasa menjadi modal yang ampuh dalam mempertahankan harga diri di tengah badai keras yang menghantamnya. Kita tidak bisa mengendalikan orang lain dan segala sesuatu yang ada di luar diri kita, namun satu hal yang pasti adalah kita bisa mengendalikan pikiran, hati, dan perilaku kita setiap saat, terlebih ketika dihadapkan pada ketidaksukaan pada siapapun dan apapun. Perjalanan hidup ini menjadi proses terus-menerus mengupayakan jernihnya pikiran dan tenangnya hati. Pasti Bisa.

Illustrasi Menulis Makna. generationnomads.com
Illustrasi Menulis Makna. generationnomads.com
@Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun