Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (43): Menjadi Lepas Bebas dari Kemelekatan demi Keseimbangan Hidup

7 Agustus 2021   04:04 Diperbarui: 7 Agustus 2021   04:22 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesenangan-kesenangan yang merupakan sarana kehidupan itu akan menghantarkan manusia pada kebaikan dan kebajikan untuk semakin beradabnya dunia. 

Kesenangan-kesenangan itu menjadi sarana untuk berbagi pada sesama, peduli pada yang membutuhkan, menguatkan yang lemah dan tertindas, dan pastinya sebagai sarana untuk semakin bersyukur dan memuliakan Sang Ilahi.

Illustrasi. www.lifeline.org.nz
Illustrasi. www.lifeline.org.nz
Ketika kesenangan menjadi sarana bukan tujuan utama dalam hidup, maka ada waktu dan kesempatan bagi manusia untuk memberikan perhatian lebih pada sisi rohani atau jiwa dalam refleksi, kontemplasi, dan relasi yang mendalam pada Sang Pencipta dalam pengolahan diri untuk penyegaran jiwa demi hidup yang lebih baik dan berguna. 

Keseimbangan hidup senantiasa menjadi kebutuhan dasar manusia dalam mengusahakan keselarasan diri dengan dunia yang terkadang membutuhkan daya usaha lebih lewat tantangan-tantangan yang menguras jiwa dan raga. Kelekatan-kelekatan duniawi menjadi pintu yang terbuka lebar pada ketimpangan hidup.

Harta, kemapanan, suasana, keglamoran, kegemaran, hubungan, kegiatan, dan segala sesuatu yang menyenangkan diri senantiasa menjadi sarana dalam kehidupan untuk berbuat baik dan semakin memuliakan Sang Pencipta sebagai awal dan akhir kehidupan ini. 

Manusia bijak pastinya akan selalu mengusahakan keseimbangan hidup, bukan ketimpangan sehingga hidup menjadi sebuah relasi yang fundamental dengan sesama dan semesta. 

Pikiran, hati, dan tindakan menjadi modal penting bagi manusia dalam mengusahakan keseimbangan itu dalam komitmen total pada moralitas dan nilai-nilai luhur dari Sang Khalik.

Illustrasi Menulis Makna. www.thenewleam.com
Illustrasi Menulis Makna. www.thenewleam.com
@Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun