Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (41): Menumbuhkembangkan Hidup Doa sebagai Komunikasi Batin

5 Agustus 2021   05:06 Diperbarui: 5 Agustus 2021   05:06 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Menulis Makna. www.bahaiblog.net

Doa adalah memerlukan kehadiran hati, bukan suara. Tanpa hati, kata-kata takkan berarti. (Mohandas K. Gandhi)

Dalam doa ada sebuah relasi dan kedekatan yang mendalam antara manusia dengan Sang Pencipta dalam sebuah komunikasi personal penuh kepasrahan pada Sang Ilahi. 

Kata-kata terangkai dalam tutur doa yang dilambungkan pada-Nya sebagai sebuah jalinan batin yang tak mungkin dilepas sampai kapanpun dan dalam kondisi apapun. 

Raga dan jiwa terjulur dalam ketulusan pada-Nya yang menjadi awal dan akhir dari kehidupan di dunia penuh berkah dan anugerah yang tak terkira.

Manusia terkadang jauh dari-Nya, bahkan tak jarang menjauh dari-Nya tatkala ketergantungan tak ada lagi di benak manusia karena merasa mampu menjalani hidup tanpa-Nya. 

Ada kesombongan dan keangkuhan yang merasuk dalam jiwa yang menggerakkan raga untuk menikmati euforia dunia dengan segala keglamoran dan fantasi duniawi. 

Manusia merasa begitu hebat dan tidak memerlukan kuasa Sang Ilahi karena kenikmatan duniawi dirasakan begitu dahsyat dan tak lagi memerlukan bantuan siapapun. Manusia jatuh dalam kedosaan karena kesombongan dan manjadikan dirinya berkuasa atas segalanya.

Illustrasi. careynieuwhof.com
Illustrasi. careynieuwhof.com
Manusia terkadang jauh dari-Nya, tatkala keputusasaan hidup merasuki sendi-sendi kehidupan dan melumpuhkan seluruh pikiran, perasaan, nurani, dan tindakan sehingga manusia jatuh pada keterpurukan hidup yang memprihatinkan. 

Ada gejelok batin yang menembus kepercayaan diri pada Sang Ilahi, yang akhirnya melahirkan apatis dan mosi tidak percaya pada kuasa Sang Ilahi. 

Dalam kekacauan hidup, manusia semakin terjerumus dalam jejaring kegelapan kehidupan yang membodohkan nalar, membusukkan rasa, dan membutakan langkah yang tak jelas arah dan tujuan kehidupan.

Pada waktunya kesombongan dan keputusasaan manusia akan menemukan kebuntuan yang tak lagi mampu menembus tembok tebal dan tinggi, manusia hanya bisa terduduk, termenung, dan kembali pada kuasa Sang Ilahi yang mengadakan segala yang ada dan yang memungkinkan segala yang tidak mungkin. 

Pikiran kembali ke jalan terang yang membukakan jalan kehidupan yang baik dan hati memuluskan semua rasa jiwa pada satu keyakinan bahwa Sang Pencipta tidak pernah pergi dari hidup manusia, justru manusia yang berusaha menjauhi-Nya.

Dia selalu menerima siapapun yang kembali ke pangkuan-Nya dengan ketulusan dan kasih seperti halnya seorang ayah menerima kembali dengan hati terbuka anaknya yang pergi dari rumah dan menghambur-hamburkan harta di luar sana. 

Karena kasih-Nya yang begitu besar, Dia sangat bersukacita karena anak-Nya yang pergi sudah kembali lagi. 

Manusia sudah menghabiskan hidupnya dalam kesombongan dan keputusasaan, yang pada akhirnya kembali pada ketulusan dan kepercayaan total pada Sang Ilahi. Doa menjadi sebuah komunikasi batin yang menyegarkan jiwa dan menggerakkan raga pada kehidupan yang haikiki.

Illustrasi. www.dream.co.id
Illustrasi. www.dream.co.id
Doa sebagai komunikasi batin memberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk berbagi pengalaman, meluangkan rasa dalam hidup, menuangkan pikiran dalam keyakinan, dan berserah total pada penyelenggaraan ilahi Sang Pencipta. 

Doa bukanlah kesempatan berkata-kata indah, bukanlah kesempatan merangkai kata dalam permohonan yang begitu memaksa, bukan pula sebuah kewajiban yang mengancam manusia untuk melakukannya. 

Doa menjadi komunikasi yang mendalam antara manusia dan Sang Pencipta dalam kesatuan hati dan budi yang mempersembahkan segalanya pada-Nya dalam kerendahan hati dan ketulusan jiwa untuk selalu berbakti. 

Doa menjadi anugerah dari Sang Ilahi untuk manusia selalu datang pada-Nya dalam suka maupun duka. DIA selalu ada untuk manusia. Selamanya.

Illustrasi Menulis Makna. www.bahaiblog.net
Illustrasi Menulis Makna. www.bahaiblog.net
@Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. 

Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun