Mata terbuka senantiasa kesadaran pikiran pun mulai bergerak pada realita kehidupan yang harus segera dinikmati dalam langkah demi langkah, dalam hembusan demi hembusan, dan dalam segala gerak yang merangkai narasi kehidupan yang nyata dan bermakna.Â
Pikiran sudah seharusnya menata hidup dalam sebuah habitus (kebiasaan) baik yang selalu mengedepankan kebaikan dan kebenaran dalam pengolahan jiwa dan raga di setiap pengalaman hidup yang ada.
Kualitas atau derajat manusia bermula dari pengendalian diri yang harus diambil setiap saat dalam menelusuri lika-liku kehidupan ini. Kualitas manusia bukan karena orang lain, tetapi segalanya bermula dari diri, bahkan dari pikiran manusia itu sendiri.Â
Pikiran jelek dan negatif akan mengantar pada kualitas buruk, demikian pula sebaliknya pikiran baik dan positif akan memberikan kesempatan yang besar pada manusia untuk menggapai kualitas diri yang baik.
Kekuatan pikiran begitu mengagumkan dan mempesona. Pikiran bisa begitu liar, namun pikiran sejatinya dapat dioptimalkan dalam kerangka pengembangan diri yang positif dalam membangun derajat diri pada kualitas diri yang baik.Â
Kualitas diri yang baik ini senantiasa menjadi modal yang baik pula dalam membangun jejaring sosial dengan sesama dan memelihara semesta.Â
Pada akhirnya, segala yang berasal dari Sang Pencipta, dipersembahkan juga kepada-Nya demi semakin agung nama-Nya di muka bumi ini. Pikiran itu begitu dahsyat, begitu nikmat, dan begitu kuat dalam menentuka derajat.
Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI