Air selalu mencari tempat yang paling rendah. Air selalu menyesuaikan diri dengan tempatnya, maka keadaan ini sesuai dengan keadaan kebajikan manusia yang pengertiannya mendalam. Seperti kebajikan perkataan yang jujur, pemerintah yang teratur, dan pekerjaan yang diselesaikan tepat waktu.(Confusius)
Air menjadi sumber kehidupan yang menyehatkan jiwa dan raga, yang melegakan kehidupan dengan segala dinamika melangkah menuju kebijakan dan kebajikan hidup.Â
Kesegaran raga yang selalu terjaga menjadikan manusia terbawa pada keutamaan-keutamaan hidup untuk terus-menerus menelusuri kebijaksanaan hidup dalam setiap perjumpaan dengan sesama, wacana yang mengurai berbagai makna, dan permenungan-permenungan pribadi dalam keheningan jiwa bersama Sang Pencipta.Â
Laksana air mengalir dalam keyakinan menelusuri jalannya, begitupula jiwa dan raga manusia harus terus mengalir dalam semangat dan asa.
Air yang mengalir dan membasahi sekitarnya, menjadikan sekelilingnya tumbuh subur dan menyegarkan. Padi dan segala tumbuhan di sawah dan ladang boleh bertumbuh dan menghasilkan karena ketulusan air membasahi akar mereka setiap waktu tanpa pilih kasih.Â
Senantiasa kehidupan manusia boleh menyalurkan kasih, harapan, kebaikan, kebenaran, dan segala nilai-nilai kehidupan bagi sesama dan semesta dalam kegembiraan dan sukacita yang mendalam.Â
Menjadi berkat bagi orang lain, sesungguhnya adalah sebuah keutamaan hidup manusia sebagai makhluk yang selalu dikasihi Sang Pencipta sejak dunia dijadikan hingga saat ini dan pasti selamanya.
pembelajaran hidup yang sangat kontekstual dan bermakna. Saat ada dalam tempat minum dengan segala bentuk dan ukurannya, air akan memenuhi tempat itu dan mengikuti bentuknya dengan setia dan tulus.Â
Air yang begitu damai menyesuaikan di mana dia berada menjadi sebuahKetika air harus berada dalam berbagai lubang di tanah, jalan, atau tempat tertentu, air juga akan menempatkan dirinya sesuai dengan bentuknya. Ketika air tertumpah di lantai atau tempat datar, dia pun akan bergerak kemana pun mengikuti permukaan yang ada.Â
Air mampu menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi, situasi, dan lingkungannya.
Manusia sejatinya belajar dari kesetiaan, ketulusan, dan daya adaptasi air yang begitu mengagumkan dan mempesona.Â
Dalam kehidupan ini, manusia tak akan lepas dari situasi dan kondisi yang mengharuskan manusia bersikap dan bertindak dalam tingkat penyesuaian diri yang terukur sehingga toleransi, empati, dan simpati terjalin dalam relasi dan komunikasi dengan sesama dan semesta.Â
Keragaman pribadi manusia, keunikan lingkungan, dan keanekaan situasi dalam kehidupan: semuanya pasti mendorong manusia pada proses pembelajaran yang terus-menerus dan berkesinambungan.
dalil-dalil kehidupan yang seharusnya demi keselarasan semesta. Kantong plastik yang tipis akan dengan mudah pecah tatkala harus diisi penuh air karena tidak mampu menampung beratnya air.Â
Pada akhirnya, air mampu memberontak, menjebol, dan keluar dari jalan dan tempatnya tatkala segala sesuatu itu tidak sesuai dengan segalaWaduk yang begitu penuh air seharusnya perlahan-lahan namun pasti mulai membuka pintu aliran agar air dapat megalir ke segala penjuru sungai dan saluran.Â
Ember yang sudah terisi air penuh jika tetap diisi air maka air akan mengalir keluar meluap dan mengalir ke tempat lain. Dalil-dalil kebenaran tentang keseimbangan, kekuatan, berbagi, kesesuaian, dan kepantasan menjadi penting dalam kehidupan, begitupula bagi air.
Dalam kehidupan ini, penting bagi manusia selalu mengusahakan keselarasan jiwa, raga, dan segala hal demi tetap bergerak dalam dalil-dalil kebaikan dan kebenaran.Â
Hidup harus terus mengalir, hidup harus terus belajar, dan hidup senantiasa menjaga komitmen pada kebaikan, kebenaran, kebajikan, dan kebijaksanaan.
Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta.
@Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H