Ya Tuhan, limpahkanlah kepadaku kekuatan untuk mengubah apa yang perlu aku ubah, kesabaran untuk menerima apa yang tidak dapat aku ubah, dan di atas segalanya, kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya.(St Francis of Asisi)
Rahmat dan anugerah dari Sang Pencipta semesta dengan segala isinya ini adalah sebuah kebijaksanaan ilahi yang diberikan kepada manusia tanpa menghitung untung dan rugi.
Manusia mendapatkan rahmat dan anugerah kehidupan adalah sebuah kuasa ilahi yang tak mungkin tersentuh oleh nalar dan logika tingkat tinggi manusia, namun semua itu hanya bisa diresapi dan diimani dalam hati terdalam yang penuh syukur tiada henti.
Manusia sudah waktunya terus berkembang dalam jiwa dan raga untuk terus-menerus menelusuri keilahian Sang Pencipta dalam setiap realita dan tindakan nyata.
Dalam kehidupan yang penuh berkah ini manusia masuk dalam sirkulasi peradaban yang terus bergerak dalam sebuah siklus nilai-nilai kehidupan yang memberikan berbagai corak warna kehidupan.
Dunia tidak hanya sekadar hitam dan putih kehidupan yang seolah-olah hanya ada dua sisi perwatakan pribadi, namun ada begitu warna dinamika kehidupan yang satu sisinya menjadikan dunia ini begitu anggun dan menawan tapi di sisi lain banyak manusia jatuh pada vandalisme diri yang mencoreng keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan sejati.
Dalam kondisi corak dunia ini, kesadaran dan kebijaksanaan diri menjadi senjata ampuh untuk berlaku bijak sehingga tidak terseret pada kelatahan dunia yang kehilangan pondasi dan esensi tentang hidup itu sendiri.
Manusia dengan segala keutuhannya dalam jiwa dan raga sejatinya memilah dan memilih berbagai pilihan hidup sebagai usaha untuk menjadi manusia yang selaras dengan semesta dan keluhuran Sang Pencipta.
Ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa diubah demi memperbaiki diri dan memberi dampak positif bagi sesama secara tulus dan ikhlas. Kebiasaan, tutur kata, tindak-tanduk, daya pikir, daya rasa, adalah beberapa aspek kehidupan manusia yang bisa diubah tatkala rasa rendah hati, penuh syukur, dan kemauan belajar ada dalam setiap sanubari. Banyak hal yang dalam setiap pribadi senantiasa dapat diubah demi kemuliaan Sang Pencipta dan semakin bermaknanya hidup ini.
Pribadi manusia tidak akan lepas dari pribadi lain sebagai sesama dalam komunitas yang saling terkait dalam relasi dan ekspresi. Suka dan tidak suka, cocok dan tidak cocok, sepaham dan beda pendapat, pada apapun yang keluar dari sesama adalah sebuah kewajaran sebagai dinamika membangun peradaban dengan segala etika moral, norma sosial, psikis sosial, dan corak logika.