Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tatkala Fajar (10): Loker, Terpercaya dalam Tanggung Jawab Apapun

4 Mei 2021   04:04 Diperbarui: 4 Mei 2021   04:17 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. www.bigcountryhomepage.com

Bertanggung jawab atas harta orang lain adalah tugasku. Menopang beban adalah kewajibanku. Berada di tempat yang sepi, seram, dan mencekam ini adalah nasibku. Dapat berdiri berjejer dengan teman-teman seperjuanganku membuatku memiliki semangat untuk terus menjalani hidup ini. Akulah orang yang tegar. Aku siap membuka diri, menerima beban, dan aku cukup tahu diri untuk kembali tertutup. Tidak selalu yang kubawa adalah hal penting. Terkadang, mereka hanya terlalu lelah atau merasa kerepotan, namun aku tidak begitu peduli. Aku ingat akan tugasku yakni untuk memastikan mereka tidak hilang, memastikan mereka aman, dan memastikan mereka baik-baik saja.

Sedikit keluh kesah dari diriku. Umurku ini semakin tua, tapi aku masih tetap sama. Tak ada lagi yang bisa aku lakukan selain berdiri terdiam. Sesekali aku marah melihat ulah mereka yang seenaknya terhadapku. Membiarkan tubuhku ini kotor, berdebu, dan menjijikkan. Dan yang paling aku benci adalah ketika saatnya aku harus dicat ulang. Lengket! Bau! Aku merasa sangat tidak nyaman! Belum lagi jika kalian meninggalkan sampah padaku. Mengapa? Tidakkah kalian bisa melihat temanku Tong? Apalagi tangan-tangan jahil kalian yang menempelkan stiker-stiker tidak jelas yang menutupi tubuhku. Berat, namun aku tak lupa. Aku ini kuat dan tangguh. Semua beban yang aku topang adalah sebagian besar diriku.

Dan inilah sisi lain dari diriku. Aku senang saat kenaikan kelas karena tiba waktunya aku dibersihkan dan semua bebanku diambil. Aku tersenyum bahagia ketika anak-anak baru meletakkan barang mereka dengan rapi. Kadang aku geli mengetahui bahwa kalian menulis sepucuk surat untuk pujaan hati dan karena malu, hanya kalian titipkan padaku. Entah nilai yang baik ataupun yang buruk, aku senang bisa mengetahui perjalanan kalian melalui tinta yang tergores pada lembar-lembar kertas yang sedang aku jaga. Aku bangga dapat menjadi tempat andalan kalian untuk melepas beban. Aku ini terpercaya dan tak perlu diragukan lagi.

Jika tubuh kaku ini boleh berharap, aku ingin meminta sesuatu. Buatlah aku menjadi pribadi yang kokoh dan tangguh. Biarkan aku menjadi seseorang yang selalu menerima. Aku ingin terus berada di sini membawa segala sumber letih kalian. Pernah aku bermimpi agar kaki-kakiku dapat berjalan, tapi aku merasa terlalu egois. Kini aku bermimpi untuk memiliki kaki yang kuat dan siap menopang diriku yang sedang berjuang. Aku berharap kalian menjaga pasanganku dengan baik. Jangan meninggalkan dia di sembarang tempat karena dia kerap kali menghilang. Dan jika aku bisa mengharapkan satu hal lagi, aku akan berharap untuk aku tak akan tergantikan.

Ilustrasi. www.bigcountryhomepage.com
Ilustrasi. www.bigcountryhomepage.com
Aku akan berbangga. Jika benda lain memasrahkan hidupnya untuk mengikuti kehendak para manusia, kini aku bertanya siapa yang cukup mau membuatku beranjak? Aku ini terlalu setia dan tidak ada orang yang mampu mengganggu kesetiaanku. Aku ini kuat dan tidak ada orang yang mampu mengusiknya. Tentu saja! Ratusan siswa menitipkan beban mereka kepadaku. Sedangkan kalian? Beban diri kalian saja sudah membuat kalian mengeluh tanpa ampun. Atas semua hal yang datang dan pergi dalam hidupku, aku tahu betul bahwa mereka memang layak untuk aku banggakan.

Sebagai akhir dari kisahku, aku memiliki pesan untuk kalian para manusia. Percayalah kepadaku. Segala sesuatu yang kalian limpahkan padaku tidak akan hilang, rusak, atau kurang suatu apapun. Untuk kalian yang hanya berani menitipkan surat padaku diam-diam, beranikanlah diri kalian sebelum terlambat. Jika sudah cukup berat beban tas kalian, pintar-pintarlah memilah. Bukalah diriku, berikan semuanya kepadaku. Aku selalu siap dan akan tetap siap. Ikutilah setiap aturan yang ada, tak apa jika kau memberiku stiker-stiker aneh itu. Mungkin itu salah satu caramu memilikiku. Terima kasih.

Why#dIv

*Tatkala Fajar: adalah sebuah kisah reflektif yang belajar kebijaksanaan dari benda-benda yang ada di sekitar manusia. Semesta benar-benar begitu kaya akan kebijaksanaan hidup dan menjadi kesempatan bagi manusia untuk mendewasakan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun